Keutamaan Takut Kepada Allah Ta’ala (Bagian 3) Huruf Arab Dan Latin

Jamaah haji (albayan)


Lanjutan dari Keutamaan Takut Kepada Allah Ta’ala (Bagian 2)

Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan,

“Keadaan yang paling sempurna adalah kesesuaian pengharapan dan rasa takut dan rasa cinta yang besar.

Maka, rasa cinta adalah sebagai kendaraan, pengharapan adalah sebagai jalan, rasa takut adalah sebagai pengendara, dan Allah Ta’ala Dzat yang akan dituju dengan karunia dan kemurahan-Nya.”

Saudaraku sesama muslim

Bergembiralah dan berharaplah selalu, bahwa kamu menuju pintu Rabb Yang Maha Pemurah, Maha Memberi dan Maha Pengasih. Perhatikanlah perkataan Ibnu Auf,

“Jika seorang laki-laki mengabdikan dirinya kepada raja di dunia, maka dia akan mendapatkan tujuannya, bagaimana jika seorang mengabdikan dirinya kepada Dzat yang mempunyai langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya?”

Di samping itu, hendaknya kamu bersikap zuhud terhadap dunia, pendek angan-angan, karena angan-angan yang panjang menjadi penyakit yang melumpuhkan dan kronis.

Jika penyakit itu menyerang hati, maka tingkah laku seseorang akan hancur, dan sulit untuk disembuhkan.

Penyakit tidak akan hilang, serta obat pun tidak akan bermanfaat. Jika seorang hamba berpanjang angan-angan maka buruklah amalannya.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan penulis, anda, kedua orang tua kita, dan orang-orang yang kita cintai, termasuk orang-orang yang tenang pada hari yang penuh dengan ketakutan, dan termasuk orang-orang yang dipanggil pada hari yang agung tersebut.

Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ

Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?”

(Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati. (QS. Al-A’raf: 49).

Semoga kita termasuk orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala di mana pun kita berada.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para shahabatnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Tulisan ini dikutip dari Kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Exit mobile version