[ad_1]
Rakyatnesia – Ditinggal pasangan meninggal dunia pastilah sangat menyakitkan. Tak heran kalau kemudian kematian pasangan disebut sebagai sumber utama stres kehidupan yang sering membuat orang rentan terhadap masalah-masalah selanjutnya, termasuk depresi, stres kronis, dan berkurangnya harapan hidup. Demikian dikutip dari laman Psychology Today.
Sementara proses kesedihan biasanya memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan mereda, sebagian kecil orang yang berduka mengalami gejala lebih lama. Tragisnya bersedih bisa merugikan tubuh dan juga emosi Anda. Misalnya, Anda mungkin tidak memiliki nafsu makan atau kesulitan tidur.
Dalam banyak kasus, gejala-gejala ini dapat menyerupai kondisi kejiwaan lainnya seperti Major Depressive Disorder (MDD) sampai pada titik yang hampir mustahil bagi para profesional kesehatan mental untuk membedakan mereka.
Terkait hal ini, para psikolog dan psikiater diperingatkan untuk membedakan rakyatnesia duka normal yang terkait dengan kehilangan yang signifikan dan diagnosis dari suatu gangguan jiwa.
Faktanya, pertanyaan tentang bagaimana mengatakan kesedihan yang normal terlepas dari depresi patologis masih diperdebatkan dan sering menimbulkan kekhawatiran tentang kesalahan diagnosa pasien yang mungkin mendapat pengobatan yang salah.
Tapi, tidak semua orang juga akan mengalami gejala yang sama setelah kehilangan pasangan. Banyak faktor mempengaruhi. Seperti apakah kematian pasangan itu tidak terduga. Apakah pasangan itu meninggal karena kecelakaan atau karena penyakit yang lama, apakah pasangan itu sempat berpamitan?
Jenis hubungan yang dimiliki pasangan yang selamat dan meninggal dapat membuat perbedaan juga. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan janda yang sangat tergantung pada pasangan mereka lebih mungkin untuk mengembangkan masalah dengan kecemasan sesudahnya. Di sisi lain, kedekatan perkawinan yang kuat juga dapat menyebabkan kesepian yang lebih besar bagi pasangan yang masih hidup.
KOMENTAR
Komentar adalah tanggapan pribadi, bukan mewakili kebijakan redaksi Rakyatnesia. Kami berhak mengubah atau tidak menayangkan komentar yang mengandung kata-kata berbau pelecehan, intimidasi, dan SARA.
sumber artikel : Tabloid bintang.com