Sepak Bola

Gabung Tottenham Hotspur, Nuno Espirito Santo Gantikan Mentor Panutannya Rakyatnesia

rakyatnesia.comTottenham Hotspur akhirnya menunjuk Nuno Espirito Santo sebagai pelatih baru – mantan anak asuh Jose Mourinho yang sangat menghormatinya sebagai seorang mentor.

obat joni kuat

Nuno ternyata pernah menjadi anak asuh Mourinho, saat pelatih Roma itu masih menangani Porto di tahun 2002 hingga 2004. Saat itu, berkat didikan Mou, Nuno pun memperkuat Timnas Portuhal di Olimpiade 1996.

Kini, secara tak disangka-sangka, Nuno menjadi pelatih yang mengambil alih posisi Mourinho di Spurs – yang ditinggalkan mantan pelatih Manchester United itu pada awal tahun ini.

Adapun Nuno Espirito Santo, pelatih 47 tahun itu menjadi manajer baru Tottenham Hotspur setelah kontrak empat tahunnya di Wolves berakhir di penghujung bulan Mei.

Beberapa nama pelatih papan atas sempat disebut-sebut akan jadi pengasuh baru di klub London Utara tersebut, termasuk Paulo Fonseca, Antonio Conte dan Gennaro Gattuso. Sampai akhirnya, ketiga pelatih tersebut menolak tawaran Daniel Levy.

Channel Gilabola di Youtube

Ironisnya, Spurs akhirnya memilih Nuno, pelatih ‘The Bearded One’ yang pernah diasuh Mourinho di Porto di era 2002 hingga 2004. Nuno pernah membela klub tersebut sebagai pemain dalam dua periode berbeda. Selain di awal tahun 2000-an, ia juga pernah merumput di klub papan atas Liga Portugal itu pada tahun 2007 – 2010.

Karir Bermain Sang Manajer Baru

Espirito Santo – pelatih baru Tottenham Hotspur itu, bermain di posisi penjaga gawang saat ia masih menjadi pemain sepak bola. Sayangnya, ia habiskan banyak waktu bermain sebagai kiper pelapis dibandingkan nomor satu.

Setelah memulai karirnya di Vitoria SC, shotstopper berpostur tubuh 1,88 meter itu bertemu Jorge Mendes di tahun 1996, yang saat itu masih mengelola sebuah toko penyewaan video dan menjalankan sebuah klub malam.

Nuno pun menjadi klien pertama Mendes, dan di tahun 1997 dia menjadi penengah kesepakatan yang membawa kiper ambisius tersebut pindah ke Deportivo La Coruna. Dia menghabiskan enam musim karirnya di klub Spanyol tersebut sebagai pengganti kiper Kamerun, Jacques Songo’o, dan sempat dipinjamkan ke banyak klub, termasuk Merida dan Osasuna. Kembali ke tanah airnya pun tak bisa dihindari.

Bekerja di Bawah Asuhan Mourinho

Pada tahun 2002, Jorge Mendes kembali mengatur kesepakatan yang membawa pelatih baru Tottenham Hotspur itu kembali ke Portugal, dan membela Porto untuk periode pertamanya.

Sayangnya, dalam dua tahun karirnya di klub tersebut, ia hanya bermain enam kali untuk klub raksasa Portugal itu, dan hanya bermain sebagai kiper kedua pelapis Vitor Baia.

Namun, dalam diri Mourinho, dia diyakini merasa memiliki seorang pemain yang sangat dihormatinya. Pasalnya, walau hanya menjadi cadangan, bahkan amat sangat jarang dimainkan, Espirito Santo tak pernah mengeluh atau mengkritik pelatihnya itu. Hal lain yang lebih penting, dia terus berlatih keras dan tak mengganggu tim.

Tak heran jika kemudian Mourinho membiarkan kiper penggantinya itu mengambil penalti dalam pertandingan Taca de Portugal 2003 melawan Varzim SC, di mana Porto menang hingga 7-0. Espirito Santo pun ikut mencetak gol!

Sementara Nuno – sang pelatih anyar Tottenham Hotspur itu, juga diyakini sangat menghormati Mourinho. Walau ia menjadi pemain pengganti yang tak dimainkan di laga melawan Monaco di final Liga Champions, kiper nomor dua itu sangat berterima kasih atas apa yang diajarkan sang pengajar, yang telah memberinya kebiasaan mengejar kemenangan untuk sukses.

“Saat anda bicara tentang Jose Mourinho, secara pribadi dia sangat memengaruhi hidup saya. Karena saya merupakan anggota skuad (Porto) pada tahun 2002/03 dan 2003/04 di Porto. Itu akan bertahan selamanya,” tandas Espirito Santo kepada Sky Sports, seperti dilansirThe Sun.

“Saat anda memiliki seseorang yang mengatur dan melatih anda, lalu anda mengikutinya, anda percaya dan lakukan segala yang anda bisa karena anda percaya pada pemimpin anda itu, maka hal seperti itu akan bertahan selamanya,” tambahnya.

“Itulah dampak Jose Mourinho pada saya. Saya pikir, kepada semua anggota skuad dia telah mengajari kami bagaimana cara untuk menang, dan hal seperti itu akan bertahan selamanya,” ujar Espirito Santo, pelatih yang dikontrak Tottenham Hotspur selama dua musim itu.

Waktunya untuk Terlibat di Manajemen

Bekerja di bawah asuhan Mourinho ternyata telah menginspirasi Nuno untuk terjun ke dunia kepelatihan.

Sehingga saat ia mengakhiri karirnya sebagai pemain sepak bola di usia 36 tahun, kiper yang pernah membela Portugal di Olimpiade 1996 dan Euro 2008 itupun teruskan karirnya sebagai pelatih.

Pelatih baru Tottenham Hotspur itu gabung dengan mantan manajer Porto, Jesualdo Ferreira, sebagai pelatih kiper di Malaga, sebelum akhirnya mereka berdua hengkang ke klub Yunani, Panathinaikos FC, pada tahun 2010.

Namun, di tahun 2012, Nuno memilih jalannya sendiri saat Rio Ave mendepak Carlos Brito. Bekerja untuk sebuah tim underdog tampaknya cocok untuk pelatih pendatang baru, yang membawa klub itu melaju ke final Taca de Portugal dan Taca da Liga di musim keduanya sebagai pelatih, bahkan membawa Rio Ave melaju ke kualifikasi Liga Europa untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Kini, tantangan di Tottenham Hotspur pun menunggu. Pertanyaannya adalah, apakah Nuno Espirito Santo akan tularkan sukses yang pernah dibukukannya di Rio Ave dan Wolves ke Spurs? Apapun yang terjadi, dia diyakini akan membawa mentalitas juara bersamanya, seperti yang diajarkan sang mentor, Jose Mourinho.

sumber artikel : Gila bola.com

Dedi Suparman

Pecinta dunia berita entertainment dan berbagai macam film. Sudah menulis review berbagai macam film dan berita berita viral mengenai artis. Tulisan saya sudah dilihat dan disukai oleh banyak pembaca situs rakyatnesia.com

Related Articles

Back to top button