Showbiz Ini Alasan Pria “Nakal” Terlihat Lebih Menarik dari Pria Baik-baik Rakyatnesia

[ad_1]

Rakyatnesia – Kita berangan-angan punya pasangan romantis. Waktu berulang tahun, si dia akan membawakan tart berbentuk hati, membelikan cincin atau mengajak makan malam romantis. Saat kita sakit, dia akan mengantar ke dokter, membelikan makanan sehat. Jika perlu menemani sampai kita tidur. Anda pun sering mendengar cerita semacam itu sampai merasa iri. 

Masalahnya, ada pada pasangan kita. Apa yang diangankan tak seperti kenyataan. Misalnya, Arni yang punya pacar Deni yang musisi. Deni suka berpakaian seenaknya, tanpa memperhatikan suasana. Bahkan kalau menemani Arni pergi ke pesta perkawinan, Deni hanya menambahkan jas di luar T-shirtnya. Selain itu perlakuannya terhadap orang lain, apalagi wanita, bisa dikatakan berbeda. Deni sering memuji, bahkan tidak segan-segan merayu wanita cantik yang dilihatnya. Kalau ketahuan, baru Deni menghampiri Arni sambil memeluk mesra. Pernahkah Anda melihat teman atau saudara, bahkan mungkin Anda sendiri mengalami hal seperti ini? 

Itulah mengapa kehidupan penuh dengan misteri. Bahkan orang yang punya sisi buruk, pasti punya pasangan nantinya. Tapi apa sebetulnya yang membuat seseorang tertarik pada lawan jenis yang bisa dikatakan “nakal”? Apa sudah tak ada lagi yang lebih baik? Memang benar semua wanita menginginkan pria yang jujur, baik hati dan penuh kasih. Tapi tetap saja kita juga menginginkan pria yang dapat membuat hati berdebar-debar dan pandangannya bisa membuat pipi kita memerah.

Pria “Nakal” Jadi Obyek Fantasi yang Bagus

Coba pilih, rakyatnesia Tom Hanks, David Schwimmer, Keanu Reeves atau Brad Pitt. Dua yang disebut terakhir, mungkin akan lebih menarik dipilih dibandingkan dua nama sebelumnya. Mungkin Anda pernah menonton An Officer and A Gentleman dan melihat aksi Richard Gere di situ. Memang terasa berbeda. Bayangkan jika Anda pergi kencan dengan Tom Hanks dan dengan Brad Pitt. Berbeda suasananya ‘kan?

Saatnya Mengevaluasi Hubungan

Lain lagi dengan Rona yang sudah punya Gary sebagai pacar. Tapi di kantor, Rona sering gugup dan berdebar-debar jika berpapasan dengan Eddie. Padahal Eddie pernah salah memanggilnya dengan nama lain. Apalagi Rona tahu betul Eddie playboy dan sering mengkhianati pacarnya. Tapi Eddie tahu sekali cara memperlakukan wanita. Tiba-tiba saja Eddie muncul membawa sekuntum bunga yang Rona tahu diambil dari taman di depan kantor. Atau ketika berpapasan di koridor, Eddie akan memegang tangannya seperti tidak disengaja. Rona tak tahu kapan Gary memperlakukan seperti itu. 

(Depositphotos)

Mengapa kita lebih suka dikelilingi pria “nakal”, tak peduli betapa pun buruknya. Apakah mungkin karena perhatian yang tercurah pada kita? Atau pasangan kita kurang memberikan kasih sayang? Atau hanya karena kita senang dipuji pria tampan dan menarik? Boleh-boleh saja dekat dengan pria yang bukan pasangan kita, sepanjang bisa jujur terhadap diri sendiri mengapa membiarkannya berada di sekitar kita. 

Ada masalah menunggu di hadapan bila kita melangkah lebih jauh. Apa Anda benar-benar siap mengesampingkan hubungan yang sudah terjalin selama ini? Mengapa Anda masih menuntut lebih banyak, padahal sudah punya pacar? Terkadang pria “nakal” pertanda bahaya. Mungkin inilah saatnya Anda mengevaluasi kembali hubungan yang sudah terjalin dan bertanya pada diri sendiri apa yang selama ini sudah Anda berikan.

Masih Percaya Kesempurnaan

Jawaban paling sederhana atas semua pertanyaan itu, adalah pasangan Anda tidak sempurna. Memang benar dia baik, lucu dan tahu cara memperlakukan Anda. Tapi Anda tak suka kebiasaannya merokok dan makan seenaknya. Sementara di luar sana, Anda percaya, masih ada pria lain yang sama dengan pacar, tapi tidak merokok dan bisa makan dengan sopan. 

Pandangan yang salah. Alihkan pandangan kagum Anda dari pria “nakal” tadi. Dia bukan pria idaman, Anda belum mengenalnya karena ia hanya muncul beberapa kali dan Anda tidak menghabiskan waktu dengannya. Jika lebih mengenalnya, belum tentu Anda menyukainya. Pernah menonton film seri Dawson’s Creek? Di episode terbarunya, hubungan rakyatnesia Dawson dan Eve bisa menjelaskan hal ini. Suatu saat Anda tersadar, pria seperti ini menunjukkan ketidakdewasaan dan sikap berontaknya menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap orang lain. Bisa saja dia spontan dan romantis, tapi juga tidak bertanggungjawab dan tidak bisa dipercaya. 

Jadi kenapa masih mengangankan pria sempurna? Apa itu yang benar-benar Anda inginkan? Atau Anda tetap bertahan dengan ide seperti itu, bahwa ada seseorang yang memang tepat untuk Anda, hanya untuk menghindari komitmen dengan pria yang sedang berkencan dengan Anda?

Tak Ada yang Sempurna

Sue punya pengalaman menarik dengan Ron. Ron sering memberi kejutan dengan tiba-tiba nongol di rumahnya tanpa diundang. Tapi kebiasaan ini juga terbawa ke pekerjaan. Ron seringkali tidak datang sesuai perjanjian yang sudah dibuat. Ron mengatakan, ia pria bebas yang tidak suka terikat peraturan. Akhirnya Sue sadar, selama ini ia memandang Ron sebagai manusia lucu dan penuh kasih, padahal dia juga kurang perhatian terhadap orang lain. 

Tak ada yang sempurna. Coba perhatikan salah satu pria yang Anda kagumi. Apa Anda benar-benar mengenalnya? Atau setelah mengenalnya, adakah jaminan Anda akan tetap tertarik padanya? Atau setelah Anda mengetahui latar belakang kehidupan masa lalunya yang kacau, Anda masih bisa menerimanya?

Bila Anda masih ragu, pikirkan lebih jauh, dan pastikan Anda tahu apa yang harus dilakukan.

– Realistis. Pria “nakal” tidak sama dengan apa yang Anda lihat di film. Pernahkah Anda mengenal satu pria “nakal” yang setelah menikah mengubah hidupnya, jadi pria rumahan dan bahagia dengan satu wanita, selamanya? Kalaupun ada, sangat jarang.

– Cari tahu apa yang Anda inginkan. Jika pasangan punya mata yang tajam, tangan yang kuat dan senyum yang seksi, memang asyik. Tapi apa bisa menjaga perasaan kita atau mengendalikan emosi? Cari tahu kualitas yang dibutuhkan dari pria bakal pasangan hidup Anda, apa yang tidak dibutuhkan dan kualitas apa yang bisa dinegosiasikan. Jangan terlalu lama bertahan dengan pria yang tidak punya potensi yang Anda butuhkan.

– Terima saja, Anda tak bisa mendapatkan segalanya. Benarkah ada pria yang sempurna dalam hidup ini? Anda saja tidak sempurna, jadi jangan mencari kesempurnaan. Walaupun Anda menemukan pria yang punya semua kualitas yang dibutuhkan, tak ada jaminan si dia akan membuat Anda bahagia.

– Bisakah Anda dan pasangan menyelesaikan masalah bersama-sama? Anda perlu menemukan pria yang baik untuk Anda, bukan semata pria yang bisa membuat Anda bergairah. Sebelum membahayakan hubungan yang sudah terjalin dengan melirik pria lain, pertimbangkan segala situasi di mana Anda dan pasangan terlibat. Dapatkah Anda berdua bicara dengan kepala dingin dan menyelesaikan masalah yang dihadapi? Komunikasi dan kompromi, kunci hubungan abadi.

– Jangan bermain api. Jangan pernah memanfaatkan pria sebagai pelampiasan, membuat pasangan cemburu atau hanya untuk membuat perasaan Anda lebih baik. Boleh-boleh saja bergaul dekat, asal Anda tahu batasannya. Jika sudah menemukan cinta sejati, untuk apa Anda menyia-nyiakan?

Apakah Si Dia Pantas Dijadikan Pasangan

Tidak, jika:

* Dia berbohong tentang hal kecil, seperti apa yang dia lakukan tadi malam.

* Apa pun yang dikatakannya, Anda mendengar dia mengatakannya juga pada wanita lain.

* Setiap kali bekas pacarnya mendengar namanya disebut, tampak jelas mereka tidak menyukainya.

* Dia punya sejarah buruk dalam pekerjaan atau wanita, meninggalkannya begitu saja.

* Dia bercerita tentang wanita lain (bekas pacar, teman atau rekan kerja) dengan nada menghina.

Boleh saja, jika:

* Selain berbicara manis, perlakuannya juga sopan.

* Orang yang mengenalnya mengatakan, dia terlihat berbeda dan tampak bahagia.

* Berterus terang dan tahu di mana menempatkan Anda.

* Dia bisa dipercaya.                         

* Bekas pacarnya sedikit dan mereka masih membicarakan hal-hal baik tentangnya.

sumber artikel : Tabloid bintang.com

Exit mobile version