Budidaya Pisang Cavendis, di Lahan 7 Hektar
BLORA (Rakyat Independen)- Lahan yang cukup subur di wilayah Blora membuat Hairul Anwar yang tinggal di Desa Kedungwungu Kecamatan Todanan, Blora, membudidayakan pisang jenis cavendis di lahan pertaniannya.
Hairul mengawali usaha pertaniannya itu sudah cukup lama. Dia mulai bergelut dengan tanaman sejak dirinya masih tinggal di Jakarta. Namun, konsentrasi pada pisang dimulai sejak tahun 2009 silam. Saat itu, dia bergabung disalah satu perusahaan yang bergerak di bidang buah-buahan. Hingga kini dia mulai mengembangkan sayap untuk membudidayakan pisang jenis cavendis ini.
‘’Kebetulan istri saya juga orang pertanian, jadi memang kita sama-sama suka dengan pertanian,’’ jelasnya.
Menurutnya, ia mulai menanam pisang di Blora sejak setahun lalu. Awalnya dia mulai melihat kondisi tanah di Blora. Setelah diamati, ternyata tanah itu cukup pas untuk ditanami pisang cavendis yang berpotensi untuk di ekspor itu. Dengan cukup modal akhirnya bibit mulai didatangkan dan ditanam.
“ Untuk merawat pisang, perlu teknik khusus. Misalnya, kebutuhan air harus cukup. Saat berbuah, buah pisang harus dijaga agar tidak dimakan oleh serangga atau terserang hama,” ungkapnya.
Untuk bisa menanam dan mengembangkan pisang cavendis dirinya pernah belajar ke Piliphina. Disana dia berada di salah satu perusahaan perkebunanan pisang yang cukup ternama. Dia hanya beberapa minggu saja.
“Cara berkebunnya sangat modern. Semua aspek diperhatikan,oleh karena itu pisang ini termasuk piasng yang perlu mendapat perhatikan khusus,’’imbuhnya.
Bahkan, perkebunan pisang di negeri sebrang itu bisa membuat pabrik plastik hingga kertas agar bisa melakukan pengepakannya tersendiri.
“Jadi tak sekedar budidaya pisang namun juga proses pengepakannya disana,’’ ujarnya.
Hairul menambahkan banyak pelajaran yang bisa diambil dari Piliphina itu. Sebab, jarang sekali proses pengembangan industri buah-buahan di Indonesia yang dilakukan seperti di luar negeri itu. Bahkan peluang bisnis pisang cavendis pun cukup bagus. Sebab, potensi ekspor juga ada. Tak hanya itu, dipasaran lokal pun kebutuhan selalu kurang. Sehingga, cukup bagus bila dilakukan oleh petani buah di daerah.
“Kami juga ada mitra petani yang menanam pisang ini disini,’’ katanya.
Selain itu hasil panen pisang juga cukup menggiurkan. Untuk 1 (satu) kilogram pisang cavendis yang dijual ke pengepul tergantung tipe dan kualitasnya. Hairul mencontohkan ada pisang cavendis yang harganya Rp 5 ribu per kilogram nya.
“Marketnya tidak hanya di Jawa saja. Tapi ada di Lampung, Makasan, Kalimantan sudah banyak yang meminta. Kalau lokal yang minat kebanyakan diri supermarket atau minimarket,’’ ungkapnya.
Dia menambahkan, usai panen pada pisang cavendis juga beraneka ragam. Bisa jadi, 9-10 bulan baru melakukan panen. Dengan begitu, petani yang menanam pisang jenis cavendis bisa menuai untung.
“Saya kira di Blora, tanahnya cukup cocok untuk pisang jenis ini. Yang terpenting irigasi dan cara tanamnya yang harus pas. Sehingga dibutuhkan tenaga teknik dalam pengembangan pisang tersebut,’’ pungkasnya. **(Priyo).