[ad_1]
Lagu bernuansa pop era 1970-an karya Adhi Rahman dan Gilang Pramudya ini sarat dengan komposisi yang menghadirkan tata suara klasik dan padat instrumen.
Compadres berhasil menjahit tema lagu dengan nuansa musik yang mudah untuk didengarkan sambil mengingatkan makna hidup kita sebagai manusia yang punya beragam peran di dunia.
“Ada yang namanya harum dan mencapai marwah yang tinggi setelah sebelumnya pernah mengalami kejatuhan dan kehinaan. Ada juga lakon manusia sebagai insan yang mengaku berTuhan namun sikap dan pemikirannya justru sebaliknya, lebih mengedepankan logika ketimbang perintah dari Tuhannya. Seakan-akan logikanya lebih di-Tuhankan daripada Tuhannya sendiri,” ujar Adhi dalam keterangan resminya pada Selasa.
Di tengah gempuran lirikal yang lugas, Compadres justru menghadirkan diksi-diksi Indonesia yang tidak lumrah digunakan dan multitafsir. Selain untuk pengingat para personel di Compadres, lagu ini juga menawarkan pengalaman bagi pendengar untuk menikmati lirikal yang filosofis, santun, namun punya banyak perspektif.
“Kami ingin mengoptimalkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang agung, dan penggunaan diksi yang so called tidak biasa itu sebagai upaya kami untuk menghindari penulisan lirik yang klise,” kata penulis musik dan lirik, arranger dan pemain instrumen keyboard, backing vocal serta perkusi di Compadres itu.
Perilisan lagu ini juga sebagai persiapan menuju album penuh Compadres yang rencananya diluncurkan dalam waktu dekat. Album tersebut juga dibantu oleh Indra Q untuk mengolah tata suaranya.
Album tersebut akan terdiri dari 10 lagu yang mengusung konsep musik bergaya combo/band dan juga format chamber dan symphony dengan melibatkan lini string oleh musisi-musisi yang biasa bermain di kelompok orkestra milik Erwin Gutawa.
Adapun lini woodwind rakyatnesia lain digawangi oleh Harry Winanto. Bertindak sebagai orchestra conductor adalah Bowie Djati, seorang pemain dan praktisi orkestra Indonesia.
Compadres merupakan proyek musik yang ditujukan sebagai wadah untuk menuangkan idealisme bermusik para personelnya. Mereka adalah Adhi Rahman, Gilang Pramudya, Hario Nugroho, Viqi Fauzi yang melintasi berbagai genre dan subgenre.
Baca juga: Reikko ceritakan “toxic relationship” lewat “Problems”
Baca juga: Clarice kisahkan cinta pertama lewat “Seperti Pelangi”
Baca juga: Syahravi obati kerinduan fans lewat “4ver In Session”
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © rakyatnesia 2021
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/2211342/rilis-mannasiya-compadres-bicara-tentang-peradaban-manusia