BOJONEGORO (Rakyat Independen) – Ratusan mahasiswa Akademi Kesehatan (Akes) Rajekewesi Bojonegoro menggelar aksi demo di depan Kantor Pemkab dan DPRD Kabupaten Bojonegoro, Selasa (14/06/2016). Dengan membawa spanduk berbagai tulisan, mahasiswa tersebut berorasi menyuarakan berbagai tuntutan.
Beberapa tuntutan yang mereka sampaikan adalah para mahasiswa meminta supaya salah seorang Pendiri yayasan Oerip Hartono mundur dan diminta untuk mengembalikan aset Akes Rajekwesi. Tidak hanya itu, mahasiswa meminta aset yayasan sejak tahun 1993 kembali seperti semula.
Koordinator Aksi, Azis mengatakan, selain tuntutan-tuntutan tersebut, para mahasiswa meminta bantuan kepada wakil rakyat itu, agar membersihkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Sebab, di yayasan terdapat ketidakadilan, direktur Akes Rajekwesi Azizah Fridotin tiba-tiba dipecat tanpa alasan yang jelas.
“Di yayasan kami ada ketidakadilan, ibu direktur kami tiba-tiba dipecat tanpa ada alasan yang pasti. Kami menuntut supaya salah seorang pendiri yayasan Oerip Hartono supaya mundur dan kita minta tolong kepada anggota dewan tersebut untuk membersihkan oknum-oknum yanh tidak bertanggungjawab,” katanya.
Masih menurut Azis, sejak aset Akes Rajekwesi diakui oleh keluarga Oerip Hartono kondisi kampus berubah dan tak seperti dulu lagi. Sejak masalah itu terjadi, para mahasiswa sempat melakukan aksi boikot. Para mahasiswa meminta supaya masalah tersebut segera diselesaikan agar perkuliahan dikampus bisa normal kembali. Para mahasiswa mengancam akan melakukan aksi lagi, jika tuntutanya tersebut belum terselasaikan.
Sementara itu, pihak DPRD Bojonegoro, mendukung aksi para mahasiswa tersebut. Syukur Priyanto, Wakil Ketua DPRD Bojonegoro yang menjadi perwakila, akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.
“Aksi para mahasiswa ini sangat bagus karena mereka menuntut sebuah ketidak adilan. Kita sebagai wakil rakyat akan segera melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, supaya masalah tersebut, dapat segera terselesaikan sehingga tidak mengganggu proses perkuliahan di kampus dapat kembali normal,” ujarnya. **(Luh)
