Hiburan

Menparekraf apresiasi kehadiran film animasi buatan anak negeri

[ad_1]

Jakarta (rakyatnesia) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi kerja keras pelaku ekonomi kreatif nasional, khususnya di subsektor film yang tetap produktif dan kreatif berkarya meski di tengah pandemi.

“Saya mengapresiasi bakal hadirnya film (animasi) ini. Saya yakin dengan kualitas yang terus ditingkatkan, suatu saat film-film berkualitas seperti ‘Nussa’ ini akan membanggakan nama Indonesia di dunia,” kata Menparekraf Sandiaga Uno usai “Nonton Bareng Special Screening Film Nussa the Movie”, dikutip dari siaran resmi, Selasa.

Kolaborasi merupakan salah satu faktor yang harus dapat dilakukan insan kreatif tanah air guna meningkatkan potensi dan peluang. Hal ini dinilai Menparekraf telah berjalan dengan baik dalam proses produksi film “Nussa” yang merupakan kolaborasi rakyatnesia studio Animasi The Little Giantz yang dipimpin Aditya Triantoro dan Visinema Pictures yang digawangi Angga Dwimas Sasongko. Ratusan insan film terlibat dalam proses produksi film tersebut.

“Di tengah pandemi ini banyak sineas berkolaborasi dan menghasilkan produk yang bukan hanya bagus untuk dilihat, tapi juga punya nilai-nilai Indonesia. Bahkan sangat relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari,” kata Sandiaga.

Baca juga: Kemenparekraf dukung restorasi film untuk bangkitkan bioskop nasional

Baca juga: Hari Film, ini tiga fokus Kemenparekraf geliatkan industri layar lebar

Baca Juga  Shahnaz Haque ubah gaya hidup setelah hadapi kanker ovarium

Saat nonton bareng film tersebut, hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Triawan Munaf, Vina Panduwinata, sutradara Angga Dwimas Sasongko, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya, serta Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam.

“Saya juga mengapresiasi kepada Pak Erick Thohir dan Pak Triawan Munaf yang menaruh perhatian pada sektor perfilman di Indonesia. Mas Angga tadi cerita film animasi cost nya tinggi. Segi positifnya, film ini mempekerjakan 400 lebih sineas yang terlibat dalam produksi. Sehingga membuka lapangan kerja yang sangat luas. Dari segi teknologi, film ini menggunakan teknologi terbaik saat ini sehingga diharapkan menjadi trigger untuk anak negeri menampilkan karya-karya keren lainnya. Bangga sekali saya,” ujarnya.

Menparekraf menjelaskan, kegiatan kali ini juga merupakan bagian dari gerakan Kembali Ke Bioskop. Dimana program besarnya akan diimplementasikan di kuartal ketiga. Diharapkan dengan program #Kembalikebioskop yang ditopang penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin, perfilman Indonesia akan kembali bangkit.

Di awal tahun 2020 jumlah penonton film Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Film Indonesia telah ditonton lebih dari 12,5 juta orang dalam kurun waktu tiga bulan dari Januari sampai Maret 2020. Namun saat pandemi, per hari ini data pengunjung bioskop baru berkisar 454 ribu orang.

“Disiplin dengan protokol kesehatan adalah kunci dunia perfilman bisa bangkit. Kita mengajak para penonton agar secara disiplin menerapkan protokol kesehatan ini. Mulai dari awal masuk bioskop, kemudian membeli tiket dengan non tunai, hingga menggunakan masker selama pertunjukan. Operator film juga memperhatikan pengaturan sirkulasi udara dalam ruangan, penyemprotan desinfektan sebelum dan sesudah pertunjukan film,” katanya.

Baca Juga  Paris uji coba konser di dalam ruangan dengan masker dan tes COVID-19

Baca juga: Pemerintah ajak semua pihak bersama perangi pembajakan film

Baca juga: Pembukaan bioskop dengan protokol ketat dapat tekan pembajakan film

Sementara itu, sutradara Angga Dwimas Sasongko menjelaskan, film “Nussa” merupakan perluasan dari format digital ke layar lebar.

“Di layar lebar kita ingin melihat bagaimana Nussa hidup dengan keberagaman yang ada di Indonesia. Intinya kita ingin menunjukkan dengan animasi kita bisa menceritakan tentang hal-hal yang esensial yang dekat dengan keseharian kita, dengan animasi kita bisa menyentuh hati orang juga supaya, animasi indonesia bisa menjadi milestone baru,” kata Angga Dwimas Sasongko.

Angga juga berharap dengan tayangnya film animasi “Nussa the Movie” menjadi pemicu untuk mengajak anak-anak muda Indonesia yang memiliki kemampuan namun tidak punya wadah, platform, framework untuk bisa berkarya. Dengan kehadiran “Nussa” diharapkan semakin banyak animator yang bisa berkolaborasi bersama.

“Banyak sekali anak-anak muda yang memiliki kemampuan yang luar biasa tetapi tidak punya wadah, platform, framework untuk bisa berkarya. Kita berharap lewat ‘Nussa’, publik bisa percaya bahwa Indonesia bisa punya animasi yang dikerjakan dengan baik. Lewat ‘Nussa’ kami juga ingin industri animasi kedepannya bisa lebih baik,” katanya.

“Nussa The Movie” adalah film animasi Indonesia tahun 2021. Film ini diadaptasi dari serial animasi yang berjudul sama pemenang kategori Film Animasi Pendek Terbaik Festival Film Indonesia 2019.

Baca Juga  Aktor Gavin MacLeod "The Love Boat" meninggal dunia

Berangkat dari karakter yang sama dengan web series-nya, Film Nussa bercerita tentang seorang anak bernama Nussa (9 tahun) sang juara bertahan kompetisi sains di sekolahnya, yang harus menghadapi kehadiran Jonni (9 tahun), murid baru yang tidak kalah hebatnya. Berbagai tantangan Nussa hadapi untuk bisa kembali memenangkan kompetisi.

Melihat anaknya yang sedang berusaha keras, Abba pun terus memberikan dukungan dan semangat untuk Nussa. Cerita dan karakter-karakter dalam film Nussa ini diharapkan dapat memberikan kehangatan bagi para penontonnya. Tidak hanya pada penonton anak, sosok Abba dan Umma dalam film ini juga diharap dapat menginspirasi keluarga Indonesia.

Film Nussa berada dalam arahan sutradara Bony Wirasmono dengan duet penulis naskah Muhammad Nurman dan Widya Arifianti. Duduk di bangku produser adalah Ricky Manoppo dan Anggia Kharisma. Sedangkan produser eksekutif dari film ini adalah Aditya Triantoro yang juga menjabat sebagai CEO The Little Giantz dan Angga Dwimas Sasongko pendiri dari Visinema Pictures yang telah menelurkan film-film box office di dalam negeri, seperti “Keluarga Cemara” (2018) dan “Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini” (2020).

Baca juga: Kemenparekraf dorong pemuda buat film budaya lokal

Baca juga: Sineas Indonesia optimistis industri perfilman membaik di 2021

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © rakyatnesia 2021

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/2185738/menparekraf-apresiasi-kehadiran-film-animasi-buatan-anak-negeri

Nurul Syahadatin

Lulusan S1 Ekonomi yang sekarang ketagihan nulis sejak 10 tahun terakhir, Mahir menulis berbagai macam hal tentang tanaman herbal dan juga pertanian dan peternakan, Kerja Offline di dinas pertanian dan peternakan

Related Articles

Back to top button