Tahlil dan Pengajian Pada Kegiatan Sedekah Bumi Desa Wadung, Soko
Sejuk dan nyaman, itulah suasana ketika berada di pelataran Sendang Brubulan, yang berada di Desa Wadung, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jatim. Sendang Brubulan, Rabu Wage (4/5/2016) dipakai selamatan dan tahlil pada kegiatan sedekah bumi alias bersih desa Wadung.
Usai hajatan desa itu, Kamis Kliwon (5/5/2016) kondisi Sendang Brubulan kembali ke fungsinya semula yaitu untuk mandi dan cuci warga setempat. Anak-anak mandi di siang hari, sambil berenang dan bermain-main. Walaupun, cowok dan cewek mereka biasa saja. Bahkan, ada laki-laki dewasa, juga langsung copot pakaian dan turut mandi bersama anak-anak.
Berdasarkan pantauan rakyatnesia.com di lapangam menyebutkan, Sedekah Bumi untuk Dusun Wadung dilaksanakan hingga 2 (dua) hari. Hari pertama dilaksanakan di Sendang Brubulan di hari Rabu Wage (4/5/2016). Sedangkan, hari ke dua dilaksanakan di Makam desa setempat yang diyakini terdapat makam Mbah Buyut Bener, Kamis Kliwon (5/5/2016).
Bedanya, untuk sedekah bumi di Sendang Brubulan kegiatanya hanya selamatan dan tahlil. Akan tetapi, kegiatan di Makam Mbah Buyut Bener itu, ada selamatan, tahlil dan ada Pengajian umum. Kali ini, menghadirkan mubalig dari Kapas Bojonegoro yaitu KH. Ali Maksum.
Hadir dalam Sedekah bumi, Kepala Desa Wadung Listyowati, Kapolsek Soko AKP Yudhi Hermawan, para perangkat desa, BPD, LPMD, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan para undangan lainnya.
“Kegiatan sedekah bumi di awali dengan selamatan, berjama’ah tahlil dan dilanjutkan dengan ceramah agama Islam. Warga Desa Wadung, sangat antusias dalam mengikuti siraman rohani tersebut hingga usai. Semoga bisa memberikan manfaat untuk bekal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujar Kepala Desa Wadung Listyowati serius.
Salah seorang warga wadung Narmijan (55) kepada rakyatnesia.com mengatakan, sedekah bumi saat ini dilaksanakan di Mbah Buyut Bener. Kemarin, sudah diadakan selamatan di Sendang Brubulan.
“Sudah menjadi tradisi di sini, kalau sedekah bumi selalu dilaksanakan 2 (dua) kali. Yang disedekahi saat ini adalah Mbah Buyut Bener. Menurut cerita para nenek moyang warga Wadung, disebut Mbah Bener karena di jaman dulu, lokasi makam itu menjadi tentang sidang para wali yang menyebarkan agama Islam, untuk menentukan kebenaran. Makanya, disebut makam Mbah Buyut Bener,” kata Nermijan Menjlentrehkan.
Desa Wadung yang berada di barat daya sekitar 7 kilo meter dari Ibukota Kecamatan (IKK) Soko itu, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, dengan sawah tadah hujan dan dengan sebagian besar sawah bertingkat karena desa tersebut berada di lereng Pegunungan Kendeng utara. **(Kis/Muji).