Rakyatnesia – Tata Cara Mandi Junub, Doa Dan Hukumnya Di Bulan Ramadhan, Setelah Membahas tentang Berhubungan Suami Istri Di Siang Hari Pada Bulan Puasa, melalui artikel tersebut anda seharusnya sudah sedikit paham tentang hukum – hukumnya bukan.
Setelah melakukan hubungan, untuk tetap bisa melanjutkan beribadah, khususnya untuk umat islam adalah melakukan mandi wajib atau mandi junub. Mari Simak selengkapnya dibawah ini.
- Hukum berhubungan Suami Istri Ketika berpuasa
Mari bahas sekali tentang hal ini ya gaes. Bagi pasangan suami istri, melakukan hubungan intim dengan niat ibadah akan memberikan pahala bagi keduanya. Namun, jika Mama dan pasangan melakukan hubungan intim di tengah keadaan puasa, maka akan menjadi hadas besar.
“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu.
Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.” – (Q.S Al Baqarah:187)
Dari surat di atas dijelaskan bahwa hubungan intim boleh dilakukan, namun setelah waktu berbuka puasa.
Baca juga : RESMI, Hasil Sidang Isbat, 1 Ramadhan 1442 Tgl 13 April 2021
Baca juga : Ada Beda Waktu Buka Puasa dan Imsak Antara NU dan Muhammadiyah, Begini Penjelasan MUI
- Hukum Mandi Wajib Setelah berhubungan
Berhubungan intim menjadi salah satu hadas besar yang tentu berbeda dengan hadas kecil. Jika hadas kecil bisa dibersihkan hanya dengan wudhu, sedangkan jika hadas besar yang menempel dalam tubuh wajib disucikan dengan mandi junub.
Nah, apabila setelah melakukan hubungan intim tidak junub, maka masih dianggap najis dan tidak diperbolehkan untuk beribadah, termasuk puasa. Hal tersebut merupakan perintah Allah yang tertulis dalam surat Al Maidah ayat 6, yakni:
وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ
wa ing kuntum junuban faṭṭahharụ
Artinya: “Jika kamu junub, maka mandilah.”
- Niat mandi junub
Mandi junub merupakan cara untuk membersihkan dan menyucikan diri dari najis yang menempel di tubuh setelah melakukan hadas besar.
Nah, sebelum mandi junub Mama dan pasangan dianjurkan membaca niat agar sah dan mandi junub ini tidak dianggap seperti mandi biasa.
Bismillahirahmanirahmim nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta’ala.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.”
4. Cara Melakukan Mandi Junub Di Bulan Puasa
Cara Melakukan Mandi Junub Di Bulan Puasa
Membaca niat mandi wajib.
Bismillahirahmanirahmim nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta’ala.
Membersihkan telapak tengan sebanyak 3 kali
– Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan
– Berwudu secara sempurna
– Menyiram kepala dengan air sebanyak 3 kali
– Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air
– Membersihkan area badan yang susah dijangkau
Mandi Junub Setelah Imsak Atau Subuh, Bagaimana Hukumnya ?
Bagaimana hukumnya, orang yang melakukan mandi junub saat sudah masuk waktu imsak, bahkan subuh?
Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, Wahid Ahmadi, menyampaikan terkait hukum menjalankan mandi junub setelah imsak.
Ia mengatakan, umat Islam diperbolehkan berpuasa, meski dalam keadaan junub atau kotor setelah keluar mani atau bersetubuh.
“Enggak apa-apa. Jadi puasa dalam keadaan dia junub itu enggak ada masalah, boleh-boleh saja,” ujarnya, dikutip dari YouTube Tribunnews.com, Selasa (21/4/2020). Menurutnya, orang yang akan berpuasa, diperbolehkan mandi junub setelah waktu Subuh.
Sehingga, puasa orang yang baru mandi junub setelah waktu Subuh itu tetap sah.
“Jangankan setelah imsak, setelah Subuh saja tidak ada masalah,” ungkapnya.
Wahid Ahmadi menambahkan, orang yang sudah sahur lalu melakukan hubungan badan atau jimak, dia diperbolehkan mandi junub setelah waktu Subuh.
Lalu dia bisa menjalankan salat Subuh dan meneruskan berpuasa Ramadhan.
“Misalnya, seseorang setelah Sahur dia jimak, kemudian tertidur sampai kebablasan Subuh-nya jam 5 misalnya.”
“Dia tidak apa-apa, dia mandi dulu kemudian wudu, kemudian salat Subuh. Setelah itu puasa jalan, tidak ada masalah,” jelasnya.