Warga Purwoasri, Sukosewu, Keluhkan Beras PKH BPNT Yang Tak Sesuai Takarannya

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN)- Bantuan sosial (bansos) non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang ada di Desa Purwoasri, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, dikeluhkan warganya.

Beras yang disalurkan kepada penerima manfaat tersebut, di kemasan kantong plastik tertulis beras Raja Lele dengan berat bersih 10 kilogram (kg) dan telur 10 biji.

Curiga, beras dengan berat bersih 10 kg tapi terasa cukup enteng, membuat warga menimbang kembali beras tersebut. Ternyata beras yang diterima dengan berat bersih 10 kg itu, beratnya hanya berkisar 7 hingga 7,5 kg.

Penerima manfaat atas nama MKR, ZNR dan PN yang ketiganya warga di Dusun Nggandu, Desa Purwoasri, RT 019 itu, mengeluhkan jika berat beras yang diterimanya itu hanya 7 kilogram. Sedangkan, telur ayam yang diterima sebanyak 10 biji.

Seorang tokoh masyarakat setempat Lasim (62) kepada rakyatnesia.com membenarkan, jika para penerima manfaat beras dan telur dari PKH BNPT itu mengeluhkan adanya beras yang diterima warga tak sesuai dengan keterangan yang ada di bungkus plastik tersebut.

“Di bungkus tertera 10 kilogram ternyata setelah ditimbang hanya berkisar antara 7 hingga 7,5 kilogram,” ungkap pria yang akrab dipanggil Nggunung itu, Selasa (26/3/2019).

Lanjut Nggunung, dengan berat bersih yang tertera di kemasan dengan isi yang tak sesuai itu, berarti sudah terjadi kebohongan publik. Kasihan dengan warga miskin yang menjadi penerima manfaat, yang “dibodohi” itu.

“Masalah ini, harus diusut tuntas sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku,” tegasnya.

Camat Sukosewu M Yasir, saat dikonfirmasi langsung menghubungi pendamping PKH yang menangani wilayah Desa Purwoasri, Kecamatan Sukosewu itu.

“Sudah saya perintahkan pendamping PKH untuk melakukan pengecekan para penerima manfaat di Desa Purwoasri. Menurutnya, takaran sudah benar 7,5 kg yang keliru itu kemasan plastik yang dipakai bungkus beras tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Bojonegoro Helmy Elizabeth saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui kejadian yang sebenarnya sehingga butuh cross ceck ke berbagai pihak termasuk kepada Camat Sukosewu tersebut.

“Saya masih crossceck dulu tentang bagaimana kejadian yang sebenarnya. Termasuk crossceck ke Pak Camat,” ungkap Helmy Elizabeth, Selasa (26/3/2019).

Perlu diketahui, bahwa program penanggulangan kemiskinan di Indonesia melalui bansos nontunai PKH terus disorot dunia internasional. Sehingga, semua pihak harus bekerja dengan baik. Termasuk dengan memberikan pelayanan yang tepat waktu.

Tak hanya itu, Kementerian Sosial juga akan memastikan warga penerima bantuan bisa mendapatkan beras berkualitas dengan menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) melalui e-warong.

Kementerian Sosial menjamin pasokan beras yang bakal dibagikan bakal sangat memperhatikan kualitas bahan sehingga layak dikonsumsi bagi para penerima. Dalam proses pembagian bantuan ini, melibatkan berbagai unsur pemerintah untuk turut mengawasi penyaluran bantuan agar tepat sasaran yang telah ditentukan dengan kualitas beras yang terjaga.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read