Pdip Respons Proposal Ganjar Mudah-Mudahan Mahfud Mundur Dari Kabinet, Hasto Ungkap Aba-Aba Megawati
TRIBUNNEWS.COM – PDI Perjuangan (PDIP) merespons anjuran mundurnya (cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD, dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).
Diketahui, anjuran tersebut timbul dari pasangan Mahfud, kandidat presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo.
Ganjar mengaku sebelumnya telah melakukan diskusi apalagi dulu dengan Mahfud, terkait anjuran itu.
Dijelaskan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, memang para kader yang masuk dalam kabinet pemerintahan sesungguhnya telah merencanakan diri untuk angkat koper apabila diharuskan.
Meski tidak menerangkan secara rinci apakah hal ini juga berlaku terhadap Mahfud, tetapi Hasto mengungkapkan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, telah menampilkan isyarat terhadap para pemegang jabatan publik untuk mengakhiri pekerjaannya.
“Meskipun ada yang pernah menyampaikan kami telah siap angkat koper, namun buat Ibu (Megawati) stabilitas pemerintahan itu sungguh penting, lantaran ujung-ujungnya kan rakyat, pemilu itu kan udah biasa kita ikuti setiap lima tahun,” kata Hasto di sela-sela program ulang tahun Megawati di Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Selasa (23/1/2024).
Megawati, lanjut Hasto, menerangkan tanggung jawab terhadap rakyat mesti diutamakan.
“Ya kalau menteri-menteri dari PDI Perjuangan, kita mesti menyaksikan bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.”
“Menteri bertanggung jawab terhadap rakyat, pada bangsa dan negara selaku pembantu Presiden, kepentingan rakyat akan diutamakan,” terang Hasto.
Rencana Mahfud MD Mundur
Sebelumnya, Mahfud MD memang bertujuan akan mundur dari Menkopolhukam.
Rencana ini pun juga telah didiskusikan dengan Ganjar Pranowo selaku pasangannya di Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Ganjar Pranowo usai berkunjung ke Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo, di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Selasa.
“Itulah yang sesungguhnya sejak permulaan kami (Ganjar-Mahfud) bicara, apakah seorang yang kini menjabat di jabatan publik, baik itu setingkat menteri atau terhadap daerah, mundur atau tidak,” kata Ganjar, Selasa.
Sementara itu, Mahfud pun mengaku tinggal menanti momen yang sempurna untuk mundur.
Mahfud juga menyebut rencananya mundur dari jabatan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan telah menjadi komitmen permulaan dikala menentukan menjadi cawapres Ganjar.
Dalam program “Tabrak Prof” di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, Mahfud memastikan niscaya akan mundur secara baik-baik.
“Baik, tolong dengarkan baik-baik semuanya, apa yang disampaikan Pak Ganjar ke publik yakni komitmen saya dengan Pak Ganjar sejak awal, bahwa saya pada saatnya yang sempurna nanti, niscaya akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik, jadi tidak ada kontradiksi antara saya dan Pak Ganjar,” urai Mahfud.
Dalam program tersebut, Mahfud juga menerangkan argumentasi dirinya belum mundur dari jabatan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan hingga dikala ini.
Pertama, kata Mahfud, lantaran tak ada larangan bagi seorang menteri untuk menjabat meski mencalonkan diri selaku presiden maupun wakil presiden.
Kedua, Mahfud ingin memberi referensi ia tak mempergunakan akomodasi negara untuk menjangkau kemenangan pada Pilpres 2024.
Harapannya, agar hal serupa juga itu ditiru oleh calon-calon lain.Â
“Ini telah tiga bulan saya lakukan, saya tidak pernah menggunakan akomodasi negara.”
“Oleh lantaran itu, saya kira percontohan saya telah cukup. Tinggal menanti saat-saat lantaran ada sesuatu kiprah negara yang mesti saya jaga.”
“Jangan hingga semrawut apa yang telah jadi. Harus saya jaga dalam rangka transisi.”
“Dengan rasa hormat terhadap Presiden Jokowi, jadi tak akan menyinggung siapa-siapa. Tapi saya ingin menampilkan pelajaran watak terhadap para pejabat politik,” ujar Mahfud.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Garudea Prabawati/Deni)