FeaturedPeristiwa

Petani Bakalan, Kapas, Tersambar Petir di Sawah Saat Hujan Lebat

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Di saat hujan lebat yang disertai petir, hendaknya segera pulang dari sawah. Pasalnya, setelah warga Desa Karangdayu, Kecamatan Baureno, tersambar petir beberapa waktu yang lalu. Kini, musibah serupa juga menimpa Moh Napsirin (37) warga Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang tersambar petir saat hujan lebat korban berada di sawah, Senin (16/01/2017) petang.

Peristiwa naas itu terjadi saat korban yang baru saja pulang dari bekerja di Desa Sambiroto itu, pamit hendak melihat-lihat tanaman padi miliknya di sawah. Korban pamit hendak ke sawah sekira pukul 16.30 wib, padahal pada pukul 17.00 wib, di Desa Bakalan dan sekitarnya itu terjadi hujan lebat yang disertai dengan adanya petir yang menyambar-nyambar.

Walaupun hujan turun dengan disertai petir, namun korban tak juga pulang ke rumah. Hingga pukul 18.00 wib, korban tak kunjung pulang. Padahal, jika pergi ke sawah, menjelang magrib biasanya korban pasti sudah pulang ke rumah. Akan tetapi, hingga usai magrib korban tak kunjung pulang sehingga membuat saudara korban yaitu Kasmo kuatir, hingga dia berusaha mencarinya ke sawah.

Setelah menyisir sawah milik korban, ternyata korban ditemukan dalam kondisi tubuhnya tengkurap di tanggul sawah (galengan, Jawa red). Begitu mengetahui adiknya dalam kondisi sperti itu, Kasmo langsung bergegas untuk memanggil warga agar ikut melihat secara langsung kondisi korban dan melaporkannya ke Kades Bakalan Sulistiyono. Kemudian laporan tersebut, diteruskan ke Mapolsek Kapas.

Sementara itu, Kapolsek Kapas AKP Ngatimin membenarkan adanya kejadian yang menimpa warga Desa Bakalan yang tertimpa musibah tersambar petir (samber mbeledek, Jawa red). Pihaknya menyatakan, begitu memperoleh laporan pihaknya langsung meluncur ke TKP (Tempat kejadian Perkara) bersama anggotanya, serta Tim Medis dari Puskesmas Kapas yaitu dokter Agus.

Selanjutnya, korban dievakuasi ke rumah duka, untuk disemayamkan sekaligus dilakukan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan diketahui bahwa korban dengan tinggi 145 centi meter, rambut hitam lurus, mengenakan pakaian kaos lengan panjang warna orange, dan celana panjang warna hitam dalam keadaan terkoyak tak beraturan.

“Petugas medis menemukan luka pada telinga kanan kiri korban yang mengeluarkan darah. Juga terdapat luka lebam di perut satu titik dan hangus kehitam-hitaman, serta terdapat luka lebam di pungung kiri dua titik,” demikian disampaikan Kapolsek Kapas AKP Ngatimin Senin (16/01/2017).

Menurut dokter Agus, jika melihat luka dan tanda-tanda di tubuh korban, kematian itu diakibatkan murni terkena sambaran petir dan tak ada penyebab lain.

Usai pemeriksaan kapolsek Kapas AKP Ngatimin yang didampingi Tim medis Puskesmas Kapas dokter Agus menyampaikan hasil pemeriksaannya, bahwa korban meninggal murni karena tersambar petir dan tak ada penyebab lain. Sebab tak ditemukan bukti kekerasan atau penganiayaan sebelum korban meninggal.

Ternyata, pihak keluarga korban menyatakan bisa menerima kejadian itu sebagai musibah dan bersedia membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi. Sehingga jasad korban langsung diserahkan kepada keluarganya untuk segera dikebumikan. **(Kis/Puji).

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button