Gaza Terus Dilanda Serangan Israel, Warga Kehilangan Harapan
rakyatnesia.com – Israel terus melancarkan serangan tanpa henti ke Gaza, Palestina, sejak tanggal 7 Oktober 2023. Dampaknya telah menciptakan krisis kemanusiaan di Gaza, memaksa warga untuk mengungsi.
Menurut sumber yang dikutip, warga Gaza masih mengungsi, merasakan kesulitan yang tak berkesudahan. Abdul Aziz Saadat, seorang pengungsi di Kota Rafah selatan Gaza, menggambarkan kondisi sulit yang dihadapi oleh sekitar 1,9 juta pengungsi di Gaza.
Banyak dari mereka tinggal di sekolah, di jalanan, bahkan ada yang tidur di bangku.
Aziz, yang kini tinggal di Rafah bersama pengungsi lainnya, menceritakan tentang banyak keluarga yang mencari perlindungan di tenda-tenda darurat sambil berjuang melawan cuaca dingin musim dingin.
Seiring serangan berlanjut, sebagian wilayah utara Jalur Gaza telah menjadi gurun berdebu dan sebagian besar ditinggalkan setelah invasi Israel.
Rumah sakit, sekolah, universitas, dan tempat ibadah menjadi sasaran, dituduh sebagai tempat persembunyian oleh Israel dengan tuduhan terkait Hamas.
Sekarang yang hanya bisa dilakukan warga Gaza adalah untuk bertahan hidup. Ada banyak sekali jenazah yang masih tertimpa di reruntuhan bangunan. Warga Gaza mengaku tak bisa mengambil jenazah yang sudah membusuk tersebut karena takut terbunuh.
“Rumah sakit adalah tempat pertumpahan darah dan kekacauan. Saya belum pernah menyaksikan begitu banyak amputasi dalam hidup saya di antara orang dewasa dan anak-anak,” ucap pihak WHO wilayah Palestina, Rik Peeperkorn.
Ahli bedah melakukan operasi tanpa anestesi dengan bantuan cahaya dari ponsel. PBB mengungkapkan kini tersisa 15 rumah sakit yang berfungsi sebagian dari 36 rumah sakit yang ada di Gaza.
Situasi pengungsian di Rafah dinilai dalam kondisi yang tidak baik. Kondisi sanitasi sangat buruk dan orang-orang juga berebut untuk mendapat makanan dari bantuan yang diberikan.
“Kami sudah kehilangan harapan. Kami mandi hanya sebulan sekali. Penyakit telah menyebar kemana-mana,” ujar pengungsi lainnya Ibrahim Saadat.
Badan Anak-anak PBB melaporkan ada 71 ribu kasus diare dalam satu minggu pada bulan Desember 2023. Sebagian besar pertanian dan perikanan berhenti, toko roti kehabisan bahan bakar, dan rak-rak toko kosong.
“Semuanya sia-sia, semuanya hilang. Kami kehilangan semua impian kami,” ucap pengungsi Hadeel Shehata meratapi nasib anak-anak di Gaza yang sudah tidak sekolah berbulan-bulan akibat perang.