Serangan Israel di Perbatasan Lebanon, Menewaskan Tentara Lebanon Pertama Kalinya
rakyatnesia.com – Sebuah serangan Israel di sebuah pos militer dekat perbatasan selatan Lebanon telah menewaskan seorang tentara Lebanon, menjadi kematian pertama seorang tentara Lebanon sejak serangan lintas batas terjadi pada bulan Oktober.
Perbatasan Lebanon-Israel menjadi semakin intensif dalam saling serang sejak pecahnya perang antara Hamas dan Israel, terutama melibatkan kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.
Militer Lebanon menyampaikan dalam pernyataannya bahwa “posisi militer di daerah Adaysseh dibombardir oleh musuh Israel, menyebabkan satu tentara tewas dan tiga lainnya terluka.” Pernyataan ini dilansir oleh kantor berita AFP dan Al Arabiya pada Rabu (6/12/2023).
Militer Israel mengakui insiden tersebut melalui postingan di saluran informasi mereka, menyatakan bahwa mereka menargetkan posisi Hizbullah dengan tujuan “menghilangkan ancaman yang ada.”
“Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah target serangan itu,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seraya menambahkan bahwa pihaknya menyesali insiden yang terjadi pada Selasa (5/12) waktu setempat tersebut.
Di hari yang sama, serangan artileri Israel menewaskan seorang pekerja asal Suriah ketika serangan itu menghantam peternakan ayam tempat dia bekerja, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) dan seorang pejabat setempat.
NNA melaporkan Israel terus melancarkan serangan artileri dan serangan udara di Lebanon selatan, sementara Hizbullah mengklaim serangan terhadap posisi Israel.
Lebih dari 110 orang telah tewas di pihak Lebanon sejak Oktober, sebagian besar adalah milisi Hizbullah dan lebih dari selusin warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Israel mengatakan enam tentaranya dan tiga warga sipil Israel tewas dalam serangan lintas batas itu.
Misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) mengatakan markas besarnya di Lebanon selatan juga telah beberapa kali terkena serangan.
Mengomentari kematian tentara Lebanon tersebut, UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Angkatan Bersenjata Lebanon tidak terlibat dalam konflik dengan Israel.
“Selama beberapa hari terakhir, kita telah melihat peningkatan kekerasan yang cepat dan mengkhawatirkan,” tambah UNIFIL, seraya mendesak diakhirinya “siklus kekerasan, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi kedua belah pihak.”