Pisang Melimpah, di Pasar Legi Pemkab Bojonegoro
BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Pagi itu, udara dingin menyengat di sekujur tubuh saat memasuki wilayah Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Jum’at (10/6/2016).
Namun, begitu masuk di Lokasi Pasar Legi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, yang dulunya disebut Pasar Ngambon itu, suasananya berganti menjadi hangat. Pasalnya, ratusan warga berjubel-jubel di Pasar Tradisional yang berada di Perbatasan Desa Ngambon Kecamatan Ngambon dengan Desa Kacangan, Kecamatan Tambakrejo, yang keduanya berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Yang menarik, adanya Pasar Pisang yang berada di utara Pasar Legi itu. Setiap hari pasaran Legi dan Pon, di tempat itu dibanjiri pisang dari berbagai desa di sekitar wilayah Kecamatan Ngambon dan Tambakrejo yang cukup melimpah.
“Kalau mau dihitung, ada 5 hingga 6 truk, pisang yang terkumpul di Pasar Legi itu,” kata Suwito (43) warga Desa Kacangan, Kecamatan Tambakrejo.
Di saat keramaian transaksi pisang, terlihat kendaraan L 300 keluar masuk pasar dengan mengangkut pisang. Para bakul yang berasal dari desa-desa di sekitarnya, datang menjual pisangnya ke para “pedagang besar” yang bakal mengangkut pisang itu, untuk di jual ke luar kota.
Seorang bakul besar Ny. Safari yang berasal dari Desa Mulyorejo, Kecamatan Tambakrejo itu mengaku, setiap hari pasaran Legi dan Pon, dia selalu kulakan pisang di situ, untuk dijual lagi ke Pasar Tembok Surabaya.
“Setiap pasaran saya kulakan pisang, terus saya bawa ke Surabaya. Saya jual atau tak ecer sendiri di Pasar Tembok, Surabaya. Kalau saja juga sendiri atau saya ecer maka hasilnya agak lumayan dan bisa lebih banyak ketimbang saya jual ke pedagang (bakul, Jawa red),” tuturnya.
Salah seorang bakul gedang Jasmin (50) yang berasal dari Dusun Ngesrep, Desa Mulyorejo, Kecamatan Tambakrejo yang biasa menjual dagangannya ke Pasar Legi mengatakan, dirinya setiap hari bisa mengumpulkan 2 rengkek pisang.
“Membeli pisang warga rasanya sudah kuwalahan, karena penghasilan pisang di tempat kami sangat melimpah,” terangnya.
Sementara itu, Kepala desa Sengon Paguk Yulianto kepada rakyatnesia.com mengatakan, jika dirinya berharap, pihak Pemkab Bojonegoro atau ada pihak-pihak lain yang memberikan perhatian untuk pemberdayaan pisang.
“Perlu ada pendampingan pemberdayaan pisang di wilayah Kecamatan Ngambon dan wilayah Bojonegoro selatan. Dengan mendampingi masyarakat tentang bagaimana pengembangan tanaman pisang dan pemanfaatannya,” tegasnya.
Lebih lanjut, jika pisang sudah melimpah maka perlu dipikirkan pengembanganya. caranya adalah perlu adanya pelatihan untuk pemanfaatan pisang itu hingga menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomi untuk mendongkrak tambahan uang belanja. Jika dikembangkan, masyarakat akan memperoleh tambahan penghasilan, maka perputaran keuangan di desa makin lancar dan masyarakat akan memperoleh kesejahteraan. **(Kis/Dedi).