Berganti-ganti Pasangan Dalam Berhubungan Intim, Rentan Tertular Kutil Kelamin
JAKARTA – Perilaku Seks tertentu rentan terhadap penularan Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini merupakan penyebab paling umum dari infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia seperti kutil kelamin hingga Kanker Serviks.
Sayangnya, tak semua orang sadar akan infeksi HPV. Pasalnya, HPV tidak memiliki tanda dan gejala yang terlihat atau bisa dirasakan.
Tipe HPV tertentu dapat dilawan dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Namun, beberapa tipe dan dalam jumlah yang banyak dapat bertahan di dalam tubuh hingga berminggu-minggu, bulan, bahkan menahun sampai menyebabkan kondisi tertentu seperti kutil kelamin dan kanker serviks.
Spesialis kulit dan kelamin, dr Dian Pratiwi menjelaskan beberapa perilaku seks rentan dan berisiko lebih tinggi terhadap penularan HPV. HPV termasuk virus yang mudah menular dengan angka penularan mencapai 60 persen.
Dian mengatakan, siapa pun yang
aktif secara seksual berisiko tertular HPV. Risiko itu meningkat jika seseorang
berhubungan dengan banyak pasangan atau berganti-ganti pasangan.
“Itu berlaku juga pada orang yang berhubungan dengan
satu orang, tapi pasangannya itu berhubungan dengan banyak orang,” kata
Dian dalam jumpa media yang digelar klinik kulit dan kelamin, Pramudia, di
Jakarta, Kamis (28/3/2019).
HPV dapat menular melalui kontak langsung dengan bagian yang
terinfeksi, yang umumnya pada kelamin. Menurut Dian, cara penularan HPV yang
paling banyak adalah melalui hubungan seksual baik vaginal, anal, atau oral
dengan orang yang terinfeksi.
Dalam beberapa kasus, HPV juga dapat menular tidak melalui
hubungan seks penetratif, tapi juga dapat melalui kontak kulit ke kulit.
“Tidak harus ada penetrasi, tapi bisa genital ke oral
atau genital ke anal,” ucap Dian.
Agar aman dari infeksi HPV, Dian menyarankan untuk hanya
melakukan hubungan seksual monogami dua arah.
“Artinya, ya dua-duanya harus monogami atau satu
pasangan saja. Kalau hanya satu yang monogami, yang tidak berguna. Sama
saja,” ujar Dian.
*) Artikel ini sebelunya telah tayang di: CNN Indonesia