Berita

Pengungsi Gaza Terpaksa Melompat ke Truk Bantuan Demi Makanan di Tengah Agresi Israel

rakyatnesia.com – Warga Palestina yang mengungsi di perbatasan Rafah terpaksa melakukan tindakan ekstrem dengan melompat ke truk pembawa bantuan kemanusiaan untuk mendapatkan makanan, di tengah agresi yang dilakukan oleh Israel.

Seperti dilaporkan oleh Al Jazeera pada akhir pekan kemarin, puluhan warga Palestina yang kelaparan dan putus asa harus melompat ke truk bantuan yang baru saja melewati perbatasan untuk mendapatkan persediaan makanan. Mereka mengepung truk tersebut untuk mengambil kotak makanan dan air bersih guna membantu pengungsi lainnya.

Hani Mahmoud dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Rafah, menggambarkan situasi kemanusiaan yang sangat menyedihkan, tidak hanya bagi penduduk kota Rafah tetapi juga bagi satu juta warga Palestina yang mengungsi di sana. Mereka mengalami kelaparan, kehausan, dan trauma akibat berlanjutnya konflik.

Mahmoud mengatakan akibat jumlah bantuan yang masuk ke Gaza tidak cukup, warga terpaksa menggunakan “mode bertahan hidup” demi menyelamatkan diri.

“Masyarakat tidak punya apa-apa, tanpa rumah, tanpa akses terhadap makanan, tanpa air dan tanpa pasokan medis,” katanya.

“Jadi, pemandangan di penyeberangan Rafah adalah respons alami: Ketika orang mati kelaparan, ketika mereka lapar, inilah yang akan kita lihat terjadi.”

Pekan lalu, Perserikatan Bangsa Bangsa memperingatkan bahwa masyarakat di Gaza sangat membutuhkan makanan, sehingga mereka terpaksa menyetop truk bantuan dan memakan apa pun yang ditemukan.

Kepala Badan PBB UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan meski warga Palestina sudah lama mengalami penderitaan panjang, namun mereka “tidak pernah mengalami kelaparan” separah ini.

“Saya melihat dengan mata kepala sendiri bahwa masyarakat Rafah mulai memutuskan untuk mengambil makanan langsung dari truk karena putus asa dan langsung memakan apa yang mereka ambil dari truk,” kata Lazzarini.

Di hari yang sama, Wakil Kepala Program Pangan Dunia (WFP) PBB Carl Skau, membenarkan bahwa hampir separuh penduduk Gaza kelaparan dan tak tahu dari mana mereka akan mendapatkan makanan untuk keesokan harinya.

WFP mengatakan setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza menderita kelaparan karena serangan militer Israel di bagian selatan wilayah tersebut meluas dan masyarakat terputus dari pasokan bantuan.

Menurut laporan, bantuan yang dikirim lewat perbatasan jadi melambat dan tidak bisa dengan cepat memenuhi kebutuhan warga Gaza, karena pemeriksaan di perbatasan yang membutuhkan waktu lama.

Rafah menampung lebih dari 12.000 orang per kilometer persegi, menampung sekitar 85 persen pengungsi di seluruh Gaza sejak serangan dimulai pada 7 Oktober lalu.

Meskipun ribuan orang berlindung di sana, Rafah terus menjadi sasaran serangan udara Israel.

Panjoel Kepo

Jurnalis Media Rakyatnesia.com berpengalaman dari Kota Soto Lamongan, Lihai menulis berbagai macam informasi, mulai dari olahraga, entertainment, Musik dunia viral media sosial dan berbagai macam lainnya.

Related Articles

Back to top button