Serangan Pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat, Menewaskan Tiga Anak Palestina
rakyatnesia.com – Tiga anak Palestina dilaporkan menjadi korban tewas akibat serbuan pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Dilansir dari Reuters, Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa satu anak tewas di kota Jenin, sementara dua lainnya meninggal di Arraba.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, sebelumnya terdapat informasi mengenai serbuan yang melibatkan kendaraan berisi prajurit Israel dan bulldozer di wilayah pendudukan Tepi Barat.
“Tentara Israel mendekati Jenin dari sisi utara kota. Sebuah jalan utama telah ditutup, dan terdengar suara tembakan dari beberapa penembak runduk,” ujar seorang saksi dari tempat yang aman.
Serangan Israel bunuh lagi komandan Hamas
Sementara itu, gempuran Israel ke wilayah Gaza untuk memburu milisi Hamas selama sebulan terakhir masih terus dilakukan.
Serangan demi serangan Israel ke Gaza dalam sebulan terakhir itu telah menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina. Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan 40 persen korban tewas adalah anak-anak.
Terbaru dalam serangan di Hamas, lewat akun Twitter (X) milik militer Israel (Israel Defense Forces) menyatakan gempuran mereka ke sekolah Al Buraq ke Gaza berhasil membunuh salah satu komandan Hamas, Ahmed Siam.
“Banyak ‘teroris’ lain yang juga bersembunyi di balik bangunan sekolah bersama Siam, dan mengkritik Hamas yang ditudingnya menggunakan tameng manusia.
Namun, Kemenkes Palestina di Gaza, melaporkan banyak warga yang tewas dan terluka akibat serangan Israel ke bangunan tersebut.
Selain itu pejabat Palestina mengatakan ada dua bayi yang tewas dan lusinan lain dalam perawatan di rumah sakit Gaza dalam kesulitan karena listrik yang padam. Di sisi lain, Israel menyatakan bersedia mengevakuasi bayi-bayi yang situasinya memburuk dari RS Al Shifa itu.
Sementara itu, Ashraf Al-Qidra, yang menjadi representasi Kemenkes Palestina di Gaza, mengatakan penembak runduk Israel ada di atap-atap gedung dekat rumah sakit. Mereka, katanya, telah membatasi pergerakan orang-orang.
“Kami ada di dalam kompleks medis Al Shifa, dan (Israel) telah menargetkan banyak bangunan di dalam,” katanya via telepon kepada Reuters
Qidra mengatakan rumah sakit itu telah menyetop setiap kegiatan operasi karena situasi listrik yang tak ada, juga bahan bakar yang habis. Dia mengatakan ada dua bayi wafat di dalam inkubator, di mana keseluruhan bayi di lokasi itu mencapai 45 yang menjalani perawatan.