Inilah Kedudukan Shalat Dalam Islam Huruf Arab Dan Latin
Sesungguhnya kedudukan shalat dalam Islam tidak bisa disaingi oleh ibadah-ibadah lainnya. Sebab, shalat adalah tiang agama, yang mana agama tidak bisa ditegakkan kecuali dengan shalat.
Banyak ayat dan hadits yang menerangkan kedudukan dan keutamaan shalat dalam agama Islam. Di antaranya adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah jihad.” (HR. At-Tirmidzi).
Shalat adalah kewajiban yang mutlak untuk selamanya, tidak akan hilang kewajibannya meskipun dalam keadaan takut. Terkait hal ini Allah Ta’ala berfirman,
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلهِ قَانِتِيْنَ- فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُوْنَ
“Peliharalah semua shalat dan shalat wustha. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyuk.
Jika kamu takut (ada bahaya), shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman, maka ingatlah Allah (shalatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 238-239).
Shalat adalah awal kewajiban yang Allah Ta’ala syariatkan bagi hamba-Nya pertama kali, juga ibadah yang pertama kali ditanyakan kepada hamba hari Kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sesungguhnya amalan pertama hamba yang akan diperhitungkan (dihisab) pada hari Kiamat nanti adalah shalatnya.
Jika shalatnya baik, maka sungguh dia telah beruntung dan meraih kemenangan. Jika shalatnya hancur, maka sungguh dia telah merugi dan tidak beruntung.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Di samping itu, shalat adalah wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang terakhir kali untuk umatnya menjelang beliau wafat. Beliau bersabda,
اَلصَّلاَةَ، الصَّلاَةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“(Peliharalah) shalat, (peliharalah) shalat, dan budak yang kalian miliki.”(HR. Ahmad).
Shalat adalah perkara yang terakhir kali hilang dari agama, jika ia hilang maka hilanglah agama ini. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang berbunyi,
لَتُنْقَضَنَّ عُرَى اْلإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ
“Sungguh akan terlepas tali Islam sehelai demi sehelai, setiap kali terlepas talinya maka manusia pun bergantung pada tali berikutnya, dan yang paling pertama terlepas adalah hukum dan yang terakhir hilang adalah shalat.”(HR. Ahmad).
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Inilah Kedudukan Shalat Dalam Islam (Bagian 2)