“Makan Saat lapar, Berhenti Sebelum Kenyang” Adalah Hadits Palsu Huruf Arab Dan Latin
“Makan saat lapar, berhenti sebelum kenyang.” Pernah mendengar perkataan bernada bijak ini?
Ada yang menganggap hal tersebut adalah sebuah hadits. Padahal itu adalah hadits palsu. Tak ada di kitab-kitab hadits yang muktamad seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An-Nasa’i, Sunan Abu Daud, Sunan At-Tirmizy, Sunan Ibnu Majah dan lainnya. Bahkan saking palsunya di kitab hadits palsu tidak terdapat hadits demikian.
Tak ada yang salah dengan kalimat tersebut, hanya saja Rasulullah SAW tidak pernah mengatakan demikian. Ternyata pernyataan soal “makan saat lapar berhenti sebelum kenyang” ditemukan di kitab kisah.
Kitab kisah yang ditulis Al-Imam As-Suyuthi, menuliskan bahwa ada empat orang tabib (dokter ahli) berkumpul di hadapan Kisra raja Persia. Masing-masing tabib tersebut berasal dari negeri yang berbeda. rakyatnesia lain dari Irak, Romawi, India dan Sudan.
Tabib-tabib tersebut diminta untuk memberikan resep yang paling manjur, yang tidak memberikan efek samping sama sekali.
Resep tabib dari Romawi adalah menelan tiga biji rasyad (semacam sayuran) dan harus dikonsumsi setiap hari. Tabib dari Irak misalnya, memberikan resep berupa minum air hangat tiga teguk setiap hari begitu bangun dari tidur. Resep tabib India adalah menelan tiga biji ihlilaj (sejenis gandum yang tumbuh di India) tiap hari.
Yang terakhir, dokter dari Sudan, resepnya adalah tidak makan kecuali sudah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Resep yang terakhir itulah yang dinilai paling manjur dan juga di-acc oleh ketiga rekannya.
Al-Imam As-Suyuthi, dalam mengisahkan cerita tentang nasihat dokter dari Sudan ini, sama sekali tidak menyebutkan bahwa lafadz ini datang dari Rasulullah SAW atau sebagai hadits. Sehingga tak elok dan tentu salah jika asal sebut hadits.Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]