Berita

Israel Kembali Serang Jemaah Salat Jumat di Masjid Al Aqsa, Puluhan Orang Alami Gangguan Pernapasan

rakyatnesia.com – Polisi pendudukan Israel sekali lagi menyerang jemaah Palestina yang hendak menuju Masjid Al Aqsa untuk melaksanakan salat Jumat pada hari sebelumnya. Dilaporkan bahwa puluhan orang mengalami gangguan pernapasan akibat serangan tersebut.

Menurut laporan dari kantor berita Palestina, WAFA, pada Selasa (2/1/2024), jemaah yang dilarang masuk ke Masjid Al Aqsa terpaksa berkumpul di lingkungan Wadi al Joz. Namun, di situlah serangan dilancarkan oleh pihak Israel dengan tujuan mengusir jemaah yang berusaha memasuki Masjid Al Aqsa.

Diketahui bahwa pasukan pendudukan Israel menggunakan peluru logam berlapis karet, gas air mata, dan tembakan air sigung dalam menyerang para jemaah.

Air sigung merupakan senyawa cair dengan bau yang sangat menyengat, sering digambarkan sebagai bau kotoran yang bercampur mayat yang membusuk.

Serangan ini menyebabkan puluhan jemaah mengalami kesulitan bernapas. Kandungan kimia dari air sigung juga memicu mual hebat, gangguan pernapasan, dan bahkan tersedak di antara para jemaah.

Hanya 12 ribu jemaah yang berhasil masuk ke Masjid Al Aqsa untuk menunaikan salat. Sebelumnya, polisi melakukan pengecekan kartu identitas jemaah tersebut sebelum masuk.

Sejak dini hari, pasukan Israel sudah melakukan penjagaan ketat hingga menutup gerbang masjid untuk menghalangi ratusan jemaah yang hendak menunaikan salat Subuh. Mereka juga melarang orang-orang dari luar Kota Tua Yerusalem untuk memasuki kompleks Masjid Al Aqsa.

Pembatasan ini sudah memasuki hari Jumat ke-12 secara berturut-turut. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan jumlah jemaah yang memasuki tempat suci tersebut yang sebelumnya mencapai 70 ribu pada Jumat biasa, namun kini jumlahnya tidak melampaui 12 ribu jemaah.

Serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina sejak 7 Oktober 2023 menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina hingga memaksa sekitar 85 persen dari 2,3 juta penduduk Palestina meninggalkan rumah mereka.

Sebagian besar wilayah Gaza utara telah diratakan, dan sebagian besar wilayah tersebut sudah tidak berpenghuni dan diisolasi dari wilayah lainnya selama berminggu-minggu.

Banyak yang khawatir, nasib serupa akan menimpa wilayah selatan ketika Israel memperluas serangannya ke sebagian besar wilayah kantong kecil tersebut.