Anjuran Bersedekah Sebelum Ditolak Manusia Huruf Arab Dan Latin
Daftar Isi
Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan satu bab tentang anjuran bersedekah sblm ditolak oleh manusia karena berlimpahnya harta pada suatu masa. Masa tersebut, seperti disebutkan dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi adalah di akhir zaman kelak menjelang Hari Kiamat tiba.
Berikut adalah hadits-hadits tersebut beserta penjelasannya.
5 Hadits Sedekah Sebelum Ditolak
Hadits 1
Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair telah memberitahukan kepada kami, mereka berdua menuturkan, ‘Waki’ telah memberitahukan kepada kami, Syu’bah telah memberitahukan kepada kami; (H) dan Muhammad bin Al-Mutsanna telah memberitahukan kepada kami -dan lafazh ini miliknya-, Muhammad bin Ja’far telah memberitahukan kepada kami, Syu’bah telah memberitahukan kepada kami, dari Ma’bad bin Khalid berkata,
‘saya telah mendengar Haritsah bin Wahb Radhiyallahu Anhu mengatakan, ‘saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Bersedekahlah kalian, hampir saja seseorang berjalan dengan membawa sedekahnya, lalu orang yang diberikan sedekah mengatakan, ‘Sekiranya engkau membawanya untuk kami kemarin, saya pasti akan menerimanya. Adapun sekarang, maka saya tidak membutuhkannya lagi.”
Lalu dia pun tidak menemukan orang yang bersedia menerimanya.”
(HR. Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasa`i)
Hadits 2
Abdullah bin Barrad Al-Asy’ari dan Abu Kuraib Muhammad bin Al-’Ala` telah memberitahukan kepada kami, mereka berdua mengatakan,
‘Abu Usamah telah memberitahukan kepada kami, dari Buraid, dari Abu Burdah, dari Abu Musa Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Sungguh akan datang suatu masa kepada manusia, yang mana seseorang berkeliling dengan membawa sedekah berupa emas, namun dia tidak menemukan seorang pun yang bersedia menerima sedekah itu darinya, dan terlihat satu lelaki diikuti oleh empat puluh wanita yang berlindung kepadanya, karena sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita.”
Akan tetapi di dalam riwayat Ibnu Barrad disebutkan, “Dan kamu melihat seorang lelaki.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits 3
Qutaibah bin Sa’id telah memberitahukan kepada kami, Ya’qub – Ibnu Abdurrahman Al-Qari- telah memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Hari Kiamat itu tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak dan berlimpah, sampai seseorang keluar membawa zakat hartanya namun dia tidak menemukan seorang pun yang bersedia menerima zakat itu darinya, dan sampai tanah Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.”
(HR. Muslim)
Hadits 4
Abu Ath-Thahir telah memberitahukan kepada kami, Ibnu Wahb telah memberitahukan kepada kami, dari Amr bin Al-Harits, dari Abu Yunus, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak di rakyatnesia kalian dan berlimpah, sehingga pemilik harta mencari orang yang bersedia menerima harta itu darinya sebagai sedekah, dan seseorang dipanggil untuk menerimanya namun dia berkata, ‘saya tidak membutuhkannya.”
(HR. Muslim)
Hadits 5
Washil bin Abdul A’laa, Abu Kuraib, dan Muhammad bin Yazid Ar-Rifa’i telah memberitahukan kepada kami -dan lafaz ini milik Washil-, mereka mengatakan, ‘Muhammad bin Fudhail telah memberitahukan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia menuturkan, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Bumi akan memuntahkan simpanan kekayaannya seperti tiang-tiang dari emas dan perak. Lalu seorang pembunuh datang dan bertutur, ‘Karena inilah saya membunuh.’
Seorang pemutus tali silaturahim datang dan bertutur, ‘Karena inilah saya memutuskan tali silaturahim (dengan kerabatku).’
Seorang pencuri datang dan bertutur, ‘Karena inilah tanganku dipotong.’ Kemudian mereka meninggalkannya dan tidak mengambil sedikit pun darinya.”
(HR. Muslim dan At-Tirmidzi)
Tafsir Hadits
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Tidak ada suatu pagi yang mana para hamba berada padanya, melainkan ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak.’ Sedangkan yang lain berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kerugian kepada orang yang tidak mau berinfak.”
Para ulama berpendapat, “Itu berlaku pada infak dalam hal ketaatan dan kemuliaan akhlak, memberi nafkah kepada keluarga, dan para tamu, serta sedekah sunnah, dan lain sebagainya, yang mana hal itu tidak tercela dan tidak dinamakan berlebih-lebihan. Termasuk di rakyatnesia sikap tercela adalah jika seseorang tidak mengeluarkan infaknya dalam hal tersebut.
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Bersedekahlah kalian, hampir saja seseorang berjalan dengan membawa sedekahnya, lalu orang yang diberikan sedekah berkata, ‘Seandainya kamu membawanya untuk kami kemarin, pasti saya akan menerimanya. Adapun sekarang, maka saya tidak lagi membutuhkannya.” Lalu dia pun tidak menemukan orang yang bersedia menerimanya.”
Hadits ini dan hadits-hadits setelahnya membicarakan tentang berlimpahnya harta di akhir zaman, dan seseorang tidak dapat menemukan orang yang bersedia menerima sedekahnya. Dalam hadits ini juga dijelaskan tentang anjuran untuk bersegera dalam bersedekah dan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin sebelum datang waktu yang menghambat orang untuk bersedekah.
Orang-orang tidak menerima sedekah di akhir zaman karena berlimpahnya harta benda, tampaknya simpanan-simpanan perut bumi, dan keberkahan-keberkahan diturunkan padanya, sebagaimana yang telah tercantum di dalam kitab Shahih Al-Bukhari, setelah kebinasaan Ya`juj dan Ma`juj.
Begitu juga karena berkurangnya angan-angan manusia, dekatnya hari kiamat, keengganan manusia untuk menyimpan harta, dan berlimpahnya harta-harta sedekah.
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “yang mana seseorang berkeliling dengan membawa sedekah berupa emas.” Hadits ini mengandung peringatan terhadap harta selain emas. Sebab, apabila emas saja tidak diterima oleh seorang pun, maka bagaimana dengan selain emas?
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Seseorang berkeliling” menjelaskan bahwa seseorang berjalan dari satu orang ke orang lain sambil membawa sedekah, akan tetapi dia tidak mendapatkan siapa pun yang bersedia menerimanya.
Sehingga, dari hadits tersebut terdapat penegasan dan penjelasan tentang tidak diterimanya sedekah dalam tiga hal: pertama, seseorang menawarkan sedekah. Kedua, dia berkeliling membawanya. Ketiga, sedekah itu berupa emas.
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Dan terlihat satu orang lelaki diikuti oleh empat puluh wanita yang berlindung kepadanya, karena sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita.”
Maksud “berlindung kepadanya” adalah para wanita menginduk kepada laki-laki itu agar dia memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dan membela mereka.
Seperti halnya sekelompok kabilah yang tersisa hanya satu lelaki saja sedangkan kaum wanitanya banyak, lalu mereka pun berlindung kepada lelaki tersebut agar dia membela mereka dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Tidak seorang pun bertindak senonoh kepada mereka karena keberadaannya.
Berkurangnya julah kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita adalah peperangan yang terjadi di akhir zaman dan bencana yang datang silih berganti, sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Dan pembunuhan merajalela.”
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “dan sampai tanah Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.”
Maksudnya –Wallahu A’lam– bahwa orang-orang arab ketika itu meninggalkannya dan berpaling darinya, sehingga tanah itu dibiarkan sia-sia dan tidak ditanami dan airnya tidak dimanfaatkan.
Itu dikarenakan berkurangnya kaum lelaki, banyaknya terjadi peperangan, cobaan yang datang silih berganti, dekatnya hari kiamat, berkurangnya angan-angan, dan tidak ada waktu senggang dan perhatian untuk menggarap tanah tersebut.
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
تَقِيءُ اْلأَرْضُ أَفْلاَذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ اْلأُسْطُوَانِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
“Bumi akan memuntahkan simpanan kekayaannya seperti tiang-tiang dari emas dan perak”
Ibnu As-Sikkit Rahimahullah Ta’ala berkata, “Kata أَفْلاَذ secara bahasa artinya potongan dari hati unta.” Yang lainnya berpendapat, “Itu adalah potongan dari daging.”
Dalam hadits ini terdapat penyerupaan dengan makna kata أَفْلاَذ tersebut secara bahasa, maka maksudnya adalah bumi itu mengeluarkan potongan-potongan yang terpendam di dalam perutnya. Kata اْلأُسْطُوَان adalah bentuk jamak dari اْلأُسْطُوَانَة, artinya tiang.
Dalam hadits ini emas dan perak diserupakan dengan tiang karena begitu besar dan banyak jumlahnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]