Waranggana Bojonegoro Yuyun Asokawati, Telah Berpulang

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Dunia Seni Tayub Bojonegoro sedang berduka. Seorang Waranggana yang masih muda dan berbakat, Yuyun Asokawati, harus meninggal karena sakit yang dideritanya. Wanita yang berusia 29 tahun itu, menghembuskan nafas terakhir saat di rawat di RS Aisiyah yang berada di Jl KH Hasyim Asy’ari Kota Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (29/12/2016) sekira pukul 14.30 wib.

Yuyun – demikian, waranggana Yuyun Asokawati, biasa disapa – merupakan waranggana yang dikenal memiliki paras cantik, dengan body yang kayak gitar spanyol dan memiliki suara yang cukup merdu. Sehingga, semasa hidupnya, Yuyun selalu ‘panen tanggapan’ atau sering dapat job pentas di mana-mana. Tak hanya di dalam Kabupaten Bojonegoro, tapi juga sering ‘tanggapan’ di luar Bojonegoro, seperti di Lamongan, Tuban, Blora dan sekitarnya.

Waranggana yang satu ini, pernah menikah dengan seorang security sebuah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Susilo (30) yang beralamat di Gayam, Bojonegoro, hanya saja pernikahanya kandas di tengah jalan. Yuyun yang tinggal di Judeg, Temayang itu, saat menjelang ajal, statusnya sudah janda dan baru bercerai 5 (lima) hari yang lalu. Hanya kakaknya Sulistyowati (35), yang setia menemaninya hingga hembusan nafas terakhirnya.

Semasa hidupnya Yuyun telah mewarnai jagat hiburan kesenian Tayub asli Bojonegoro itu, beberapa CD (Compact Disk) dapat dijumpai di kios-kios CD yang ada di Bojonegoro. Kini, para pecinta tayub Bojonegoro harus kehilangan waranggana terbaiknya.

Gendut (30) seorang warga Kedungsari yang juga teman Yuyun semasa kecil, merasa sangat kehilangan. Menurutnya, Yuyun itu anaknya catik dan cerdas juga memiliki suara yang cukup merdu sehingga bisa sukses meniti kariernya sebagai Waranggana.

“Kalau nggak cerdas, ya gak bisa jadi waranggana karena dia harus hafal ratusan gending jawa yang tidak semua orang bisa. Ditambah dengan kecantikanya membuat semua penggemarnya suka sehingga selalu banyak job, hingga membuat dia kurang istirahat dan terlalu capek,” ungkapnya.

Dari informasi yang berhasil diperoleh rakyatnesia.com yang layak dipercaya, Yuyun meninggal akibat serangan jantung. Saat ajal hendak menjemput sempat dilakukan pompa jantung oleh tim medis RS Aisiyah Bojonegoro, namun nyawa Yuyun tak dapat diselamatkan lagi hingga membuat Yuyun harus meninggalkan para penggemarnya untuk selama-lamanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Sahid melalui Kabid Pelestarian dan Pengembangan Budaya Disbudpar Bojonegoro Suyanto mengatakan, pihaknya menyampaikan bela sungkawa dan duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Waranggana Yuyun Asokawati.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Disbudpar Bojonegoro, kami menyampaikan bela sungkawa dan turut berdukia cita atas meninggalnya Waranggana Bojonegoro Yuyun Asokawi. Semoga almarhumah mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkanya diberi ketabahan, amiin…,” kata Suyanto sambil berharap, Jum’at (30/12/2016).

Ditambahkan, Kesenian Tayub Bojonegoro berduka sebab seorang waranggana ikon Tayub Bojonegoro Yuyun Asokawati telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Yuyun meninggal karena sakit sehingga kepergian Yuyun harus menjadi cambuk bagi Disbudpar untuk melahirkan kembali bibit waranggana untuk menjadi generasi penerus bagi kelangsungan seni Tayub asli Bojonegoro itu.

Perlu diketahui, jenazah Yuyun Asokawai disemayamkan dulu, di rumah duka yang berada di barat Pertigaan Judeg, Desa Temayang, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Setelah itu, jenazahnya di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di desa setempat. **(Kis/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar