Tragedi Kemanusiaan: Anak-anak Gaza Menderita dan Diberi Obat Penenang di Ambang Kematian
rakaytnesia.com – Staf Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan kunjungan pahit ke rumah sakit di Gaza, menyaksikan dampak mematikan serangan di kamp pengungsi yang mengakibatkan kisah menyedihkan keluarga terbunuh dan anak-anak sekarat.
Lebih dari 100 orang, sebagian besar anak-anak, dilarikan ke rumah sakit Al-Aqsa untuk perawatan mendesak karena luka serius.
Tim Medis Darurat WHO, dipimpin oleh koordinator Sean Casey, berjuang memberikan bantuan medis, termasuk memberikan obat penenang kepada Ahmed, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun yang terluka parah.
“Dengan hati berat, kami memberikan obat penenang untuk meringankan penderitaannya saat dia menghadapi kematian,” ungkap Casey, dalam video yang merekam momen sulit di dalam Al-Aqsa, di mana air mata kesedihan tak tertahankan.
“Dia sedang menyeberang jalan di depan tempat penampungan tempat keluarganya tinggal dan bangunan di sampingnya meledak,” sambungnya.
Anak yang malang tersebut terkena pecahan peluru dan puing-puing. Bagian otaknya terbuka. Seperti banyak kasus yang terjadi di Gaza, tidak ada dokter yang memiliki kapasitas untuk menangani kasus-kasus neurologis yang kompleks.
Meskipun Rumah Sakit Al-Aqsa memiliki persediaan medis dan bahan bakar untuk menjalankan generator, Casey menegaskan bahwa fasilitas tersebut menerima lebih banyak pasien daripada kapasitas tempat tidur dan staf yang dapat menanganinya, yang berarti bahwa banyak pasien yang terluka tidak dapat bertahan menunggu perawatan.
“Kami melihat hampir hanya kasus trauma yang muncul, dan pada skala yang cukup sulit dipercaya. Ini adalah pertumpahan darah seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah pembantaian,” tandas Sean.