Bos WHO Menggambarkan Kengerian Situasi Kesehatan di Gaza dan Mencoba Mencari Gencatan Senjata
rakyatnesia.com – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengekspos situasi mengkhawatirkan di rumah sakit Gaza pasca serangan Israel. Dalam responsnya terhadap keadaan tersebut, Ghebreyesus dengan tegas mendesak perlunya gencatan senjata.
Ghebreyesus juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan di Gaza, menyatakan bahwa mereka terus bekerja di bawah tekanan yang semakin meningkat.
“Dekstruksi sistem kesehatan di Gaza adalah suatu tragedi. Kami mempertahankan seruan kami untuk gencatan senjata saat ini,” cuit Ghebreyesus di akun media sosialnya.
“Meskipun ketidakamanan dan masuknya pasien terluka, kita melihat dedikasi luar biasa dari dokter, perawat, pengemudi ambulans, dan banyak lagi yang terus berjuang untuk menyelamatkan nyawa,” tambahnya.
WHO memang sejak lama sudah menaruh perhatian terhadap sektor pelayanan kesehatan semenjak terjadinya peperangan di Gaza akibat serangan yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober silam.
Serangan tersebut menewaskan 1.140 warga Israel, yang sebagian besar berasal dari kalangan masyarakat biasa. Pada serangan tersebut, Hamas juga menangkap 250 orang sandera yang sampai saat ini diyakini masih tertahan di Gaza.
Sebagai balasan, pasukan Israel melakukan serangan habis-habisan terhadap masyarakat di Gaza. Pengeboman dan gerakan militer lainnya yang dilancarkan Israel sejauh ini telah menewaskan 20.424 korban jiwa yang sebagian besar berasal dari kalangan wanita dan anak-anak.
Selain itu, serangan pasukan Israel menghancurkan hampir seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Gaza. Tercatat dari 36 rumah sakit yang ada di Gaza, hanya tersisa 9 rumah sakit yang masih beroperasi sampai saat ini.
Ditambah dengan serangan yang belum lama ini dilancarkan ke Rumah Sakit Al-Shifa dan Al-Ahli, WHO menggambarkan situasi pelayanan kesehatan di Gaza saat ini sebagai hal yang ‘mengenaskan’.
WHO menyebutkan saat ini hanya ada 38 persen tempat tidur rumah sakit yang bisa menampung para korban di Gaza. Tak hanya itu, dari tenaga kesehatan yang ada di Gaza hanya 30 persen saja yang masih bisa bekerja dan memberikan pelayanan bagi korban.
WHO juga mencatat per 20 Desember 2023, Israel telah melancarkan 246 serangan ke fasilitas kesehatan di Gaza yang menelan 582 korban jiwa serta 748 korban luka-luka.