Eskalasi Agresi Israel: AS Klaim Kapal Tanker Jepang Diserang oleh Drone Iran
rakyatnesia.com – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS), atau Pentagon, mengklaim bahwa seorang drone yang diluncurkan dari Iran telah menyerang kapal tanker bahan kimia milik Jepang di perairan lepas pesisir India.
Serangan ini menandai eskalasi ketegangan di kawasan dan menimbulkan risiko baru terhadap jalur perdagangan dunia, dampak dari agresi brutal Israel di Gaza Palestina.
Dilansir dari AFP pada Minggu (24/12), serangan ini terjadi dalam rangkaian serangan drone dan rudal yang dilakukan oleh milisi Houthi yang mendapat dukungan dari Iran di Yaman, terutama di jalur pelayaran Laut Merah.
Serangkaian serangan ini dimulai sejak gempuran Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober yang lalu. Houthi ikut serta menyerang Israel dan kapal-kapal komersial terkait Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas kelompok pemberontak ini terhadap Gaza.
Menurut pernyataan Pentagon, serangan pada Sabtu (23/12) itu terjadi sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat dan diketahui tidak memakan korban jiwa di atas kapal. Pentagon menambahkan bahwa api juga telah dipadamkan.
“(Militer AS) tetap berkomunikasi dengan kapal tersebut saat kapal itu terus menuju tujuannya di India,” bunyi pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menerangkan bahwa serangan drone tersebut terjadi 370 kilometer (km) di lepas pantas India. Diberitahukan juga bahwa tidak ada kapal Angkatan Laut AS yang berada di sekitarnya.
Ini adalah kali pertamanya Pentagon secara terbuka menuduh Iran secara langsung menargetkan kapal-kapal sejak dimulainya perang Israel terhadap kelompok militan Hamas. Diketahui, kelompok Hamas didukung oleh Iran, namun ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, hingga Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron dalam sebuah wawancara mencap Iran sebagai ‘pengaruh jahat’ dan berjanji untuk meningkatkan pencegahan terhadap Teheran.
“Iran adalah pengaruh yang sangat berbahaya di kawasan ini dan di dunia, tidak ada keraguan tentang hal itu,” kata Cameron kepada surat kabar Sunday Telegraph.
“Jadi, Anda memiliki semua proksi ini, dan saya pikir sangat penting bahwa, pertama-tama, Iran menerima pesan yang sangat jelas bahwa eskalasi ini tidak akan ditoleransi.”
Eks Perdana Menteri Inggris itu menggemakan tuduhan AS bahwa Iran terlibat dalam serangan terhadap kapal-kapal komersial oleh Houthi di Yaman dengan menyediakan drone, rudal, dan intelijen taktis.
Pernyataan Pentagon mengatakan bahwa kapal MV Chem Pluto terbang di bawah bendera Liberia dan dioperasikan oleh entitas Belanda kendati dimiliki oleh perusahaan Jepang.
Sebuah perusahaan keamanan maritim, Ambrey, menduga bahwa kapal tanker bahan kimia itu berafiliasi dengan Israel dan sedang dalam perjalanan dari Arab Saudi ke India.
Sementara Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan Belanda yang mengoperasikan MV Chem Pluto “terhubung dengan taipan perkapalan Israel, Idan Ofer.”
Angkatan Laut India mengatakan bahwa mereka telah menanggapi permintaan bantuan. Hingga kini tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan itu.
Bulan lalu, seorang pejabat AS menyebut sebuah kapal kargo milik Israel dihantam dalam sebuah serangan yang dicurigai dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran di Samudra Hindia.
Menurut Ambrey, kapal berbendera Malta yang dikelola oleh perusahaan yang berafiliasi dengan Israel itu dilaporkan rusak ketika drone meledak di dekatnya.
Serangan Laut Merah terhadap pelayaran sejak dimulainya perang Israel-Hamas telah mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk mengalihkan rute kapal kargonya di sekitar ujung selatan Afrika, meskipun biaya bahan bakar yang lebih tinggi untuk perjalanan yang lebih lama.
AS telah bergabung dengan lebih dari 20 negara, termasuk Inggris, dalam membentuk gugus tugas angkatan laut multinasional untuk melindungi pelayaran Laut Merah.
Milisi Houthi telah meluncurkan lebih dari 100 serangan drone dan rudal, yang menurut Drone menargetkan 10 kapal dagang yang melibatkan lebih dari 35 negara.
Seorang pejabat di Garda Revolusi Iran memperingatkan akan adanya penutupan paksa terhadap jalur-jalur perairan lainnya kecuali jika Israel menghentikan perangnya dengan Hamas.
“Dengan berlanjutnya kejahatan-kejahatan ini, AS dan sekutunya harus mengharapkan munculnya kekuatan-kekuatan perlawanan baru dan penutupan jalur-jalur air lainnya,” kata Mohammad Reza Naqdi, yang dikutip oleh kantor berita Iran, Tasnim.
Di antara jalur air yang ia sebutkan adalah Laut Mediterania. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.