Berita

Warga Bethlehem Palestina Memutuskan Tak Rayakan Natal Sebagai Solidaritas Untuk Gaza

rakyatnesia.com – Kota Bethlehem di Tepi Barat Palestina memutuskan untuk membatalkan perayaan Natal 2023 sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap agresi brutal Israel di Jalur Gaza.

Tradisionalnya, Kota Bethlehem yang diduduki Israel menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara menjelang Natal. Namun, tahun ini, jalanan kota tempat kelahiran Yesus Kristus itu terasa sunyi tanpa kehadiran wisatawan. Suasana Natal yang biasanya dipenuhi dengan gema lonceng gereja dan hiasan pohon Natal tampak redup.

Keputusan untuk mengurangi perayaan Natal diambil oleh para pemimpin setempat sebagai bentuk solidaritas terhadap penduduk Palestina, khususnya dalam menghadapi pertempuran sengit antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Sebagian besar warga Bethlehem memiliki ikatan emosional yang kuat dengan warga Palestina di Gaza. Perayaan Natal kali ini berlangsung di tengah agresi brutal Israel yang telah berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, menelan korban lebih dari 20.200 warga sipil.

Pastor Francesco Patton dari kelompok gereja Custody of the Holy Land di Bethlehem sebelumnya telah mengatakan bahwa pihaknya hanya akan merayakan Hari Natal tahun ini dengan tenang dan sederhana, tanpa ada perayaan atau perkumpulan di alun-alun kota.

Dekorasi Natal yang dulunya menghiasi lingkungan sekitar telah disingkirkan. Parade dan perayaan keagamaan telah dibatalkan. Di pusat kota Bethlehem, tepatnya Manger Square, biasanya terpasang pohon Natal tradisional yang sangat besar.

Namun, tahun ini, tidak ada gemerlap pohon Natal tersebut di alun-alun kota.

“Anak saya bertanya mengapa tidak ada pohon Natal tahun ini, saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya,” kata Ali Thabet.

Ali dan keluarganya tinggal di Al Shawawra, sebuah desa Palestina dekat Betlehem. Mereka kerap berkunjung saat perayaan Natal.

“Kami bergabung dengan mereka dalam perayaan mereka, dan mereka juga bergabung dengan kami dalam perayaan kami. Tapi musim liburan tahun ini sangat buruk,” ucapnya.

Bahkan, Gereja Kelahiran Yesus – yang menjadi situs Warisan Dunia pertama di wilayah Palestina pada 2012 – sebagian besar kosong.

Biasanya, ratusan orang mengantri dengan sabar menunggu untuk memasuki gua tersebut. Di dalam gua, biasanya hanya ada ruang berdiri. Namun, tahun ini pertempuran di Gaza telah mengubah segalanya.

“Natal adalah kegembiraan, cinta dan kedamaian. Kami tidak memiliki kedamaian. Kami tidak mempunyai sukacita,” kata seorang pendeta Ortodoks Yunani di Gereja Kelahiran, Pastor Spiridon Sammour seperti dikutip CNN.

“Hal ini berada di luar kendali kami, dan kami berdoa bagi para pemimpin yang akan membuat keputusan [di seluruh] dunia agar Tuhan membantu mereka, memberi mereka cahaya-Nya untuk menciptakan perdamaian di sini dan di seluruh dunia,” imbuhnya.

Panjoel Kepo

Jurnalis Media Rakyatnesia.com berpengalaman dari Kota Soto Lamongan, Lihai menulis berbagai macam informasi, mulai dari olahraga, entertainment, Musik dunia viral media sosial dan berbagai macam lainnya.

Related Articles

Back to top button