Hamas Merilis Video Sandera Lansia Israel, Militer Israel Kecam Sebagai ‘Video Kriminal dan Teroris
rakyatnesia.com – Sayap bersenjata Hamas merilis video berdurasi satu menit yang menampilkan tiga sandera Israel lansia, yang memohon untuk dibebaskan.
Salah satu dari mereka, Chaim Peri (79 tahun), bersama dengan Yotam Metzger (80) dan Amiram Cooper (84), diyakini disandera di Jalur Gaza selama lebih dari 10 pekan.
Militer Israel mengecam video tersebut sebagai “video kriminal dan teroris.” Video tersebut diposting ke akun Telegram milik Hamas pada Senin (18/12/2023), menampilkan ketiga pria lansia tersebut.
Serangan mengejutkan Hamas terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober lalu diduga menjadi awal dari penyanderaan ini, yang melibatkan sekitar 240 orang.
Dalam video itu, Peri yang berbicara dengan bahasa Ibrani ke arah kamera menuturkan dirinya ditahan bersama sejumlah sandera lansia lainnya yang menderita penyakit kronis. Disebutkan oleh Peri bahwa dirinya dan para sandera lansia lainnya hidup “sangat menderita dalam kondisi yang sangat buruk”.
Dia memohon agar Israel menjamin pembebasan mereka tanpa syarat.
“Kami merupakan generasi yang membangun fondasi untuk terciptanya Israel. Kamilah yang memulai militer IDF (Angkatan Bersenjata Israel). Kami tidak memahami kenapa kami ditinggalkan di sini,” ucapnya dalam video tersebut.
“Anda harus membebaskan kami dari sini. Tidak peduli dampaknya. Kami tidak ingin menjadi korban jiwa akibat serangan udara militer IDF secara langsung. Bebaskan kami tanpa syarat. Jangan biarkan kami menjadi tua di sini,” imbuh Peri.
Video itu diakhiri dengan ketiga pria Israel itu menulangi satu kalimat secara serempak. “Jangan biarkan kami menjadi tua di sini,” teriak mereka.
Israel Kecam Video Hamas sebagai ‘Video Teroris’
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, berang dan mengecam video yang dirilis Hamas itu sebagai “video kriminal dan teroris” yang menunjukkan “kekejaman Hamas terhadap warga sipil yang lanjut usia, orang-orang yang tidak bersalah yang membutuhkan perawatan medis”.
“Chaim, Yoram, dan Amiram. Saya berharap kalian mendengarkan saya malam ini. Ketahuilah ini — kami melakukan segalanya, segalanya, untuk memulangkan kalian dengan selamat,” tegas Hagari dalam pernyataannya.
Pada akhir November lalu, Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata selama sepekan, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, yang mencakup pembebasan lebih dari 100 sandera yang ditahan di Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina — kebanyakan wanita dan remaja — dari penjara Israel.
Sejumlah sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, telah dinyatakan meninggal secara in-absentia oleh otoritas Israel.
Upaya-upaya sedang dilakukan untuk mengatur pembebasan lebih banyak sandera, dengan direktur badan intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA dan kepala badan intelijen Israel Mossad berserta Perdana Menteri Qatar dijadwalkan bertemu pekan ini untuk membahas hal tersebut.