Tantangan Besar Israel dalam Memerangi Terowongan Hamas di Gaza
rakyatnesia.com – Militer Israel menghadapi tantangan berat dalam upaya mereka untuk mengatasi labirin terowongan Hamas yang melintasi Jalur Gaza.
Sebagai bagian dari strategi untuk menghancurkan jaringan bawah tanah ini, Israel mulai membanjiri sejumlah terowongan Gaza dengan air laut. Namun, di balik upaya ini, ada sejumlah kesulitan besar yang harus dihadapi.
Seorang pejabat Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Israel melakukan pengujian metode banjir ini dengan hati-hati dan dalam skala terbatas. Jika berhasil, rencananya adalah meningkatkan banjir hingga dapat merusak jaringan terowongan dalam skala yang lebih besar.
Meskipun begitu, metode ini dianggap sulit dan kontroversial. Meskipun diterapkan dengan jumlah air yang cukup dan tekanan yang tinggi, keberhasilannya mungkin hanya sebagian.
Terlebih lagi, panjang terowongan Hamas diketahui mencapai ratusan kilometer. Selain itu, metode ini membawa risiko mencemari pasokan air bersih dan merusak infrastruktur yang masih ada di permukaan.
Selain itu, membanjiri terowongan juga dapat mengakibatkan bahaya bagi sandera yang mungkin masih ditahan oleh Hamas di bawah tanah. Mayoritas sandera diperkirakan berada di lokasi yang sulit dijangkau.
Bahkan, Israel sendiri tidak yakin apakah metode ini akan berhasil atau tidak, dan mereka berusaha untuk melakukan uji coba dengan hati-hati hanya di terowongan yang diyakini tidak berisi sandera.
Adapun juru bicara Hamas mengatakan mereka membangun terowongan termasuk untuk menahan upaya membanjirinya. “Terowongan itu dibangun insinyur terlatih dan terdidik yang mempertimbangkan semua kemungkinan serangan dari penjajah, termasuk pemompaan air,” kata juru bicara Hamas Osama Hamdan pada konferensi pers di ibu kota Lebanon, Beirut.
Terowongan secara historis digunakan sebagai sarana peperangan termasuk oleh Al Qaeda di pegunungan Afghanistan dan oleh Viet Cong di hutan-hutan Asia Tenggara.
Namun, terowongan Hamas unik. “Mereka sangat inovatif dalam kedalamannya, dalam kecanggihannya, dalam penggaliannya, dalam perangkapnya,” kata Danny Orbach, sejarawan militer di Universitas Ibrani Yerusalem.
Struktur bawah tanah tersebut diduga dibangun di bawah sebagian besar Jalur Gaza, wilayah padat penduduk yang ditinggali lebih dari 2 juta orang. Terowongan Hamas cukup besar untuk menampung pejuang Hamas dewasa, persenjataan, barang, dan bahkan mobil.
Ada yang diperkuat dengan dinding semen tebal atau dipisahkan pintu besi, dan tidak semuanya tersambung. Skala uji coba yang dilakukan militer Israel tidak jelas, berapa banyak air dan berapa banyak tekanan untuk membanjirinya atau terowongan mana yang jadi sasaran.
Agar operasi berhasil, tekanan yang digunakan untuk memompa air ke dalam terowongan harus cukup tinggi agar tidak hanya menghancurkan dinding semen, tetapi juga pintu besi tebal yang memisahkan beberapa di antaranya. Hal ini dinilai menjadi tantangan besar.
Proses banjir pun dapat menimbulkan dampak buruk terhadap wilayah Gaza. Membaniiri terowongan di bawah kawasan berpenduduk berisiko merusak infrastruktur yang masih utuh dan mencemari sumber air tawarnya
Menurut Amnesty International, satu-satunya sumber air tawar di wilayah ini, Akuifer Pesisir, sudah semakin terkuras akibat ekstraksi berlebihan dan terkontaminasi oleh infiltrasi limbah dan air laut.
Jika seluruh jaringan terowongan terendam banjir, bangunan di atasnya juga bisa runtuh. Menurut Orbach, kerusakannya bisa parah karena banyak di antaranya berada di bawah infrastruktur sipil.