AS Mendorong Israel Fokus pada Pemimpin Hamas: Ultimatum Terbaru Terkait Situasi Gaza

rakyatnesia.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali mengirim ultimatum baru kepada Israel terkait situasi di Gaza, dengan tuntutan agar penargetan yang dilakukan lebih terfokus pada para pemimpin Hamas.

Gedung Putih menyatakan keinginan untuk menghindari pengeboman dan operasi darat yang luas di wilayah tersebut.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengungkapkan pandangan ini kepada wartawan saat berkunjung ke Israel pada Jumat waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Sullivan menekankan perlunya transisi ke fase perang yang lebih terfokus, dengan penekanan pada penargetan pemimpin Hamas dan operasi yang didorong oleh intelijen.

Meskipun Israel telah menolak tekanan global yang semakin meningkat untuk menghentikan serangan terhadap Gaza, AS terus memperjuangkan pendekatan yang lebih terfokus.

Sullivan menegaskan bahwa akan ada diskusi intensif yang berkelanjutan antara Amerika Serikat dan Israel untuk menentukan waktu dan kondisi tepat bagi transisi ke fase tersebut.

Sullivan mengatakan dia telah membahas waktu transisi tersebut pada pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kabinet perang, dan panglima militer pada hari Kamis waktu setempat.

Sebelum pertemuan itu, para pejabat senior AS mengatakan fase yang tidak terlalu intens akan dimulai dalam beberapa minggu. Namun, menteri pertahanan Israel mengatakan dia memberitahu Sullivan bahwa perang akan berlangsung lebih dari beberapa bulan.

Dalam komentarnya pada hari Jumat waktu setempat, Sullivan juga mengatakan perang akan berlangsung berbulan-bulan, namun mengatakan taktik akan berkembang selama jangka waktu tersebut.

Sullivan menolak untuk menjawab ketika ditanya apakah AS akan menahan bantuan militer jika Israel tidak mengurangi jumlah korban sipil. Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa cara terbaik untuk mencapai kesepakatan adalah melalui diskusi pribadi.

Bertepatan dengan kunjungan Sullivan, Israel mengumumkan telah membuka perbatasan kedua dengan Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Langkah ini disambut baik oleh Washington.

Sullivan juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Jumat waktu setempat. Abbas mengatakan kepada Sullivan bahwa serangan Israel terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza, harus dihentikan.

Secara tertutup, para pejabat AS mengatakan Gedung Putih telah mendorong penghentian perang ini dalam waktu yang lebih cepat. Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers reguler pada hari Kamis waktu setempat bahwa Sullivan telah membahas perubahan yang terjadi dalam waktu dekat.

Pada hari Jumat waktu setempat, Kirby mengatakan ada kesepakatan umum untuk beralih ke operasi militer dengan intensitas lebih rendah.

Presiden AS Joe Biden ingin Israel mengubah taktik dalam waktu sekitar tiga minggu, menurut empat pejabat AS. Biden memperingatkan minggu ini bahwa opini internasional sedang menentang Israel karena tingginya korban sipil di Gaza.

Sullivan mengatakan AS ingin melihat hasil yang sesuai dengan jaminan bahwa Israel membedakan antara warga sipil dan militan.

Dia juga mengkritik Hamas karena menggunakan warga sipil sebagai perisai, dan mengatakan bahwa para pejuang beroperasi dari sekolah dan rumah sakit. Tuduhan ini dibantah oleh Hamas.

Adapun sasaran perang utama Israel termasuk Mohammed Deif, yang mengepalai sayap militer Hamas dan dalang serangan 7 Oktober; wakilnya, Marwan Issa; dan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.

Exit mobile version