Al Jazeera Ungkap Pembunuhan Sistematis Jurnalis oleh Israel
rakyatnesia.com – Al Jazeera Media Network mengungkapkan insiden tragis yang menimpa operator kamera mereka, Samer Abudaqa, yang tewas akibat serangan udara Israel pada Jumat (15/12). Serangan tersebut juga menyebabkan Wael Al-Dahdouh, kepala biro Gaza, mengalami luka di Khan Younis.
Dalam keterangan tertulis, Al Jazeera menuntut pertanggungjawaban dari pihak Israel terkait serangan yang menimpa awak media mereka.
“Dalam pernyataan resmi, jaringan ini menegaskan tuntutan pertanggungjawaban kepada Israel atas penargetan dan pembunuhan sistematis terhadap jurnalis Al Jazeera dan keluarganya,” demikian bunyi pernyataan tersebut yang dirilis pada Sabtu (16/12).
Laporan Al Jazeera menyebutkan bahwa Abudaqa awalnya terluka di lantai sekolah Khan Younis akibat serpihan peluru. Namun, upaya paramedis untuk menghubunginya terhambat oleh penembakan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Sehingga, upaya untuk mengatur pertolongan darurat bagi Abudaqa memakan waktu lebih dari lima jam. Ketika petugas medis tiba, jurnalis tersebut telah meninggal dunia.
Sementara itu, Sumber tidak dapat memverifikasi secara independen tuduhan tersebut. Sumber telah menghubungi pihak militer Israel untuk meminta komentar, namun belum mendapatkan tanggapan.
Menurut data Committee to Protect Journalists (CPJ), Abudaqa adalah jurnalis Al Jazeera pertama yang terbunuh dalam konflik Israel-Hamas sejak 7 Oktober.
CPJ menyebut empat wartawan Al Jazeera lainnya terluka, termasuk tiga orang di Lebanon selatan dan Dahdouh, yang juga kehilangan istri, anak perempuan, anak laki-laki, dan cucunya dalam serangan Israel di Khan Younis akhir Oktober lalu.
Al Jazeera menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abudaqa di Gaza dan Belgia dalam pernyataannya, yang juga menuntut pertanggungjawaban dari Israel.
“Al Jazeera mendesak masyarakat internasional, organisasi kebebasan media, dan Mahkamah Pidana Internasional untuk segera mengambil tindakan guna meminta pertanggungjawaban pemerintah dan militer Israel atas tindakan pembantaian dan kejahatan terhadap kemanusiaan ini,” katanya.
Serangan tersebut juga menewaskan seorang jurnalis Palestina lainnya, Rami Budair, dan tiga anggota tim pertahanan sipil.