Israel Tetap Agresif di Gaza Meski DPR AS Mulai Selidiki Joe Biden
Israel terus mengeksekusi serangannya di Gaza, meskipun mengalami kerugian besar dalam jumlah tentara yang tewas selama gempuran intensif ke wilayah tersebut.
Daftar Isi
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat telah menyetujui untuk memulai penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.
Alasan Israel Ngotot Gempur Palestina meski Banyak Tentara Tewas
Meskipun kehilangan banyak tentara dalam konflik darat, Israel tidak memiliki niat untuk menghentikan agresinya terhadap Palestina; sebaliknya, mereka justru semakin memperkuat serangan mereka.
Miri Eisin, seorang pakar keamanan yang sebelumnya menjabat sebagai Kolonel IDF, menjelaskan bahwa kehilangan personel tidak akan menghentikan Israel, karena negara tersebut masih dihantui oleh ketakutan yang mendorong mereka untuk terus melanjutkan agresi mereka.
“Saat ini, bagi masyarakat Israel, [ancaman dari] militer Hamas adalah hal yang membuat kami bersedia mengorbankan sejumlah besar [tentara] untuk menghancurkannya,” ucap Eisin dikutip dari sumber.
Negara-negara Arab Tolak Bentuk Pasukan Internasional untuk Gaza
Negara-negara Arab menolak pembentukan pasukan perdamaian internasional untuk Jalur Gaza saat agresi Israel ke Palestina kian brutal.
Penolakan itu muncul ketika para pemimpin negara Arab hadir di Forum Doha, Qatar, pada 10-11 Desember.
“Tak seorang pun dari wilayah ini [Teluk] akan menerima untuk mengerahkan pasukan [mengikuti] tank Israel. Ini tak bisa diterima,” kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dikutip New Arab, Rabu (13/12).
DPR AS Setujui Penyelidikan Pemakzulan Biden
Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada Rabu (13/12) resmi menyetujui penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.
Keputusan itu diambil usai DPR AS melakukan pemungutan suara dengan 221 anggota mendukung penyelidikan dan 212 anggota lainnya menolak.
Dalam sebuah pernyataan, Biden merespons tindakan Partai Republik yang menginisiasi penyelidikan ini sebagai ‘aksi pemakzulan yang tidak berdasar’.
“Alih-alih melakukan apa pun untuk membantu membuat kehidupan rakyat Amerika lebih baik, mereka fokus menyerang saya dengan kebohongan,” kata Biden, seperti dikutip The Guardian.