Dukungan Kontroversial: Separatis Yaman Selatan Siap Bela Israel Meski Houthi Dukung Palestina
rakyatnesia.com – Dewan Transisi Selatan (STC), kelompok separatis Yaman, memicu kontroversi dengan menyatakan kesiapan mereka untuk membela Israel dalam menghadapi ancaman dari pemberontak Houthi yang memberikan dukungan kepada Palestina.
Dilansir oleh Middle East Monitor, pernyataan STC muncul setelah Houthi mengancam untuk memblokir jalur kapal yang menuju Israel, kecuali untuk pengiriman makanan dan obat-obatan ke Gaza sebagai tanda solidaritas dengan warga Palestina.
Pada Senin (11/12), pemberontak Houthi di Yaman meluncurkan rudal jelajah ke sebuah kapal tanker Norwegia yang diduga membawa muatan minyak untuk Israel.
Bulan lalu, Houthi juga menangkap kapal yang diduga milik pengusaha Israel dan menargetkan setiap kapal Israel yang mencoba menyeberangi Laut Merah.
Aidarous Al-Zubaidi, ketua STC, telah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat, serta pejabat lokal Yaman untuk membahas eskalasi Houthi di Laut Merah, dikutip dari The New Arab.
Al-Zubaidi dalam akun media sosial X menuliskan bahwa angkatan laut STC memegang peranan penting dalam jalur pelayaran internasional dan keamanan ekonomi komunitas internasional.
STC prihatin dalam menghadapi terorisme Houthi dan mengaku mendapat dukungan internasional, termasuk Israel.
STC yang selama ini didukung oleh UEA berupaya memisahkan diri dari Yaman.
Pada 2021, STC menyatakan siap menormalisasi hubungannya dengan Israel, jika Israel mengakui negara Yaman Selatan yang terpisah.
Perang saudara di Yaman dimulai pada 2014 ketika kelompok Houthi yang didukung Iran ibu kota Sana’a dari pemerintah yang diakui secara internasional.
Pemerintah yang diakui secara internasional didukung secara militer oleh Arab Saudi, sedangkan STC mendapat dukungan dari UEA.