Berita

Biden Memperingatkan: Israel Kehilangan Dukungan Dunia Akibat Pengeboman ‘Tanpa Pandang Bulu

rakyatnesia.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memberikan peringatan tegas kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa Israel sedang kehilangan dukungan global akibat pengeboman yang dianggap ‘tanpa pandang bulu’ oleh Tel Aviv terhadap Jalur Gaza.

Dilansir oleh Reuters dan AFP pada Rabu (13/12/2023), peringatan ini disampaikan oleh Biden saat berpidato dalam acara kampanye di Washington DC pada Selasa (12/12) waktu setempat.

Dia awalnya menyatakan bahwa setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, “sebagian besar dunia mendukung” Israel. Meskipun demikian, pengeboman yang dilakukan oleh Israel dan disebut oleh Biden sebagai ‘tanpa pandang bulu’ mulai mengubah pandangan dunia terhadap konflik tersebut.

Serangan tersebut, menurut pejabat Tel Aviv, mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, dan menawan lebih dari 240 orang lainnya.

Baca Juga  Yamaha Fazzio: Performa dan Efisiensi Terbaik dalam Kelas Skuter 2024

“Tapi mereka mulai kehilangan dukungan itu karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi,” tegas Biden dalam pidatonya.
Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas dilaporkan telah menewaskan lebih dari 18.400 orang, sebagian besar warga sipil.

Pernyataan tersebut menjadi pernyataan Biden yang paling blak-blakan sejak serangan Hamas mengejutkan Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza saat ini. Biden sebelumnya menahan diri untuk tidak menggambarkan pengeboman Israel atas Jalur Gaza sebagai serangan ‘tanpa pandang bulu’.

Lebih lanjut, saat berbicara kepada para donatur kampanye yang hadir dalam acara tersebut, Biden menyebut bahwa Netanyahu perlu ‘mengubah’ pendiriannya soal solusi dua negara untuk Palestina.

Baca Juga  Menelusuri Sejarah: Keagungan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Raya

Biden menilai Netanyahu harus mengambil ‘keputusan sulit’ terkait pemerintahan garis keras yang dipimpinnya, dan menyatakan Israel tidak bisa menolak masa depan negara Palestina.

“Dia seorang teman yang baik, tapi saya pikir dia harus berubah, dan dengan pemerintahan ini, pemerintahan di Israel membuatnya sangat sulit baginya untuk berubah,” sebut Biden merujuk pada Netanyahu.

Biden secara spesifik menyebut soal Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang merupakan politisi sayap kanan yang sangat konservatif.

“Mereka tidak menginginkan solusi dua negara,” ucapnya. “Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel,” sebut Biden merujuk pada pemerintahan Netanyahu.

“Dia (Netanyahu-red) harus mengubah pemerintahan ini. Pemerintahan ini di Israel menjadikannya sangat sulit,” imbuhnya.

Baca Juga  Top 10 Compliance Challenges in 2024

Dalam pernyataannya, Biden juga menegaskan bahwa Israel pada akhirnya “tidak bisa mengatakan tidak” terhadap terbentuknya negara Palestina — posisi yang ditentang oleh kelompok garis keras Israel.

“Kita mempunyai kesempatan untuk mulai menyatukan kawasan ini… dan mereka masih ingin melakukannya. Tapi kita harus memastikan bahwa Bibi (panggilan akrab Netanyahu-red) memahami bahwa dia harus mengambil beberapa langkah untuk memperkuatnya … Anda tidak bisa mengatakan tidak ada negara Palestina … Itu akan menjadi bagian yang sulit,” tutur Biden.

Komentar terbaru Biden ini mencerminkan perpecahan yang semakin besar mengenai apa yang terjadi pada Jalur Gaza setelah perang berakhir. AS menyerukan agar Jalur Gaza diserahkan kepada Otoritas Palestina yang diperkuat, namun seruan itu disambut dingin oleh Israel.