Kerjasama EMCL dengan LP2M Unigoro, Gelar SLP di Gayam

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Kerjasama yang manis antara Exxol Mobil Cepu Limited (EMCL) dengan Universitas Bojonegoro (Unigoro), gelar sosialisasi Program Sekolah Lapang Pertanian (SLP). Kegiatan yang diikuti puluhan petani dan taruna tani itu, digelar di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Senin (11/12/2017),

Kegiatan SLP tahun kedua itu, diikuti oleh petani dan taruna tani dari 4 desa yakni, Desa Gayam, Mojodelik, Bonorejo dan Brabowan yang keempatnya berada di wilayah Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Untuk perwakilan petani per desa mengirimkan 20 utusan sedangkan untuk taruna tani mengirimkan utusan masing-masing desa 5 utusan.

Arief Januarso selaku Project Manager Sekolah Lapang Pertanian mengatakan, bahwa Program SLP ini dilaksanakan berkat kerjasama dengan EMCL dengan LP2M (Lembaga Penilitian dan Pengabdian Masyarakat) Unigoro, Dalam kegiatan ini, maka pihak Unigoro akan melakukan pendampingan kepada Petani di wilayah 4 desa yang berada di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro itu.

“Dalam kegiatan SLP yangh dikerjakan adalah program pertanian. Pelatihan pemilihan benih, kemudian cara pembuatan pupuk kemudian bagaimana cara memanfaatkan biopori dan seterusnya”, jelasnya.

Masih menurut Mas Ayik – demikian Ketua Yayasan Soejitno Bojonegoro itu, akrab dipanggil – dari 4 desa itu, untuk Taruna tani tiap desa diundang 5 orang remaja agar ke depan bisa menjadi petani. Hal itu dikarenakan, dari hasil evalusasi Unigoro, bahwa di sektor pertanian hingga saat ini, masih dibutuhkan generasi muda untuk menggeluti dunia Pertanian sehingga pertanian akan semakin maju.

“Nanti kita akan melibatkan Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup, keterkaitan bagaimana cara membuat pupuk yang baik dan bagaimana cara emmbuat biopori yang baik,” ungkap Mas Ayik, dihadapan peserta SLP, yang memadati Pendopo Kecamatan Gayam, Senin (11/12/2017).

Pihaknya berharap dengan adanya Program Sekolah Lapang Pertanian ini nantinya akan mampu menigkatkan produksi pertanian di 4 (empat) di wilayah migas (minyak dan gas bumi) Banyuurip itu minimal 10 persen.

“Semoga dengan SLP ini, produktifitas pertanian aka nada kenaikan produksi minimal adalah 10 persen. Sehingga panen petani makin meningkat sehingga petaninya bakal sejahtera,” katanya berharap. **(Kis/Red).

 

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar