Solidaritas Warga Israel untuk Pembebasan Sandera di Gaza: Kesaksian dan Tuntutan di Tel Aviv
rakyatnesia.com – Ribuan warga Israel berkumpul di Tel Aviv pada Sabtu (9/12/2023), mengecam tindakan Hamas yang telah menahan ribuan sandera di Gaza.
Sejumlah sandera yang berhasil dibebaskan selama gencatan senjata memberikan kesaksian melalui video, mengungkapkan kondisi sulit penahanan mereka.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera dan membawa foto warga Israel yang masih berada di Gaza, dengan tanda yang menuntut pembebasan mereka, bertuliskan: “Mereka mempercayai kita untuk mengeluarkan mereka dari neraka.”
Dari sekitar 240 orang yang disandera oleh Hamas selama serangan besar-besaran pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza, 137 orang masih berada dalam tahanan setelah yang lainnya dikembalikan selama gencatan senjata. Beberapa di antaranya telah dinyatakan meninggal secara in-absentia oleh otoritas Israel.
Melalui video kesaksian, Margalit Moses, 77 tahun, menceritakan pengalaman sulitnya, termasuk bagaimana ia mencoba membawa mesin bantu pernapasan yang dicuri oleh penculiknya. Sebaliknya, ia disuruh duduk dan menyandarkan kepalanya ke dinding.
“Saya bisa bernapas seperti itu, tapi saya tidak bisa tertidur,” katanya dikutip Channel News Asia.
Adina Moshe, 72 tahun, mengatakan teman-teman dekatnya ditinggalkan saat ia dibebaskan selama gencatan senjata setelah 49 hari di Gaza. Teman-temannya sudah tua, katanya, dengan masalah kesehatan dan tidak punya akses terhadap obat-obatan.
“Situasi pangan di sana memburuk; pada akhirnya kami hanya makan nasi,” katanya.
Lebih dari 100 sandera dibebaskan dalam gencatan senjata selama seminggu yang berakhir pada 1 Desember. Sejak itu pertempuran kembali terjadi dan Israel melancarkan serangan militernya terhadap Hamas di Gaza.
Dua saudara kandung, Maya dan Itay Regev, berusia 21 dan 18 tahun, juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
“Setiap hari rasanya seperti neraka,” kata Maya. “Ketakutan yang tidak nyata. Tidak bisa tidur di malam hari. Kerinduan yang gila dan kurangnya pengetahuan (apa yang terjadi) sungguh menakutkan.”