AS Diveto, Israel Lanjutkan Serangan ke Gaza Selatan Pasca-Gencatan Senjata PBB Ditolak
rakaytnesia.com – Amerika Serikat (AS) menggunakan hak veto dan menghalangi pengesahan deklarasi gencatan senjata di Gaza, Palestina, meskipun mayoritas anggota Dewan Keamanan PBB mendukungnya.
Setelah AS menggagalkan deklarasi gencatan senjata, Israel melanjutkan serangan di wilayah Gaza bagian selatan.
Dilansir dari AFP dan Reuters pada Minggu (10/12/2023), pasukan Israel melancarkan serangan ke Gaza selatan, di mana ratusan ribu warga sipil mencari perlindungan dari serangan udara dan pertempuran sengit antara Israel dan militan Hamas di Gaza utara.
Situasi kemanusiaan yang “seperti kiamat” telah diperingatkan oleh kelompok bantuan kemanusiaan di wilayah Palestina, dengan ancaman penyakit dan kelaparan yang mengintai.
Hamas, yang menguasai Gaza, menyatakan bahwa serangan Israel yang kejam telah terjadi di kota selatan Khan Younis dan jalur menuju Rafah yang dekat dengan perbatasan Gaza-Mesir.
ebuah sumber yang dekat dengan Hamas dan militan Palestina Jihad Islam mengatakan kepada AFP bahwa kedua kelompok tersebut terlibat dalam ‘bentrokan sengit’ dengan pasukan Israel pada hari Minggu di dekat Khan Younis. Seorang jurnalis AFP melaporkan adanya serangan di daerah tersebut.
Selain itu, Israel telah memerintahkan penduduk Khan Younis keluar dari pusat kota itu dan menggempur daerah itu semalaman. Israel mengklaim serangannya mengalami kemajuan.
Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi mengatakan pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 7.000 militan Hamas. Namun, dia tak menjelaskan dari mana perhitungan itu berasal.
Setidaknya 17.700 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam dua bulan pertempuran di wilayah tersebut. Serangan Israel itu diklaim sebagai balasan atas serangan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.200 orang pada 7 Oktober.
Israel pada hari Sabtu mengatakan 137 tawanan masih berada di wilayah Palestina. Dengan sedikitnya pilihan keselamatan, orang-orang di Jalur Gaza mencari perlindungan di rumah sakit sejak hari Sabtu.
Di bagian utara Kota Gaza, ribuan orang berlindung di rumah sakit Al-Shifa, yang tidak lagi berfungsi dan sebagiannya hancur akibat serangan Israel bulan lalu. Ratusan tenda darurat yang terbuat dari potongan kain dan plastik memenuhi halaman dan taman rumah sakit di tengah tembok yang runtuh.
Warga bernama Suheil Abu Dalfa (56) mengatakan dia melarikan diri dari pemboman besar-besaran yang dilakukan pesawat dan tank Israel.
“Ini sungguh gila. Sebuah peluru menghantam rumah dan melukai putra saya yang berusia 20 tahun,” katanya kepada AFP.
“Kami mengungsi ke Kota Tua, semuanya hanya pemogokan dan penghancuran, kami tidak tahu harus pergi ke mana. Kami tidak tahu apakah mereka akan menyerbu rumah sakit lagi,” sambungnya.
Di Gaza tengah, otoritas kesehatan Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa 71 jenazah telah tiba di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah dalam waktu 24 jam. Sementara di wilayah selatan, 62 jenazah telah tiba di rumah sakit Nasser di Khan Younis.
Seorang koresponden AFP di rumah sakit melihat seorang anak di atas tandu darurat dan yang lainnya menunggu perawatan di lantai, sementara petugas pemadam kebakaran di luar mencoba memadamkan gedung yang terbakar yang terkena serangan Israel.