Berita

Gagalnya Resolusi Gencatan Senjata PBB dalam Konflik Israel-Palestina, RI Menyatakan Penyesalan

rakyatnesia.com – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengungkapkan kekecewaannya setelah rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tidak berhasil menghasilkan resolusi gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza antara Israel dan Palestina.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada Sabtu (9/12/2023), Retno menyatakan bahwa Indonesia menyesalkan hasil rapat tersebut.

“Saya sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” cuit Retno dalam bahasa Inggris.

Menurut Retno, penyelesaian konflik di Gaza memerlukan sikap yang jelas, dan tidak dapat hanya mengandalkan kepedulian dari beberapa negara. Retno menekankan bahwa upaya untuk mengakhiri perang tersebut harus dilakukan dengan langkah-langkah konkret dan tegas.

Baca Juga  Top 10 Compliance Challenges in 2024

“Komunitas global tidak bisa terus bergantung pada belas kasihan beberapa negara dan tanpa daya menyaksikan kekejaman dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” ujar Retno.

AS gagalkan resolusi DK PBB

DK PBB menggelar rapat soal kondisi Jalur Gaza dan menghasilkan resolusi penghentian perang Israel-Palestina untuk lokasi tersebut.

Amerika Serikat (AS) menggunakan haknya selaku anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, yakni veto. Resolusi untuk damai di Gaza batal gara-gara AS.

Baca Juga  Menelusuri Sejarah: Keagungan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Raya

Rapat DK PBB untuk menghasilkan resolusi bagi perdamaian di Gaza ini merupakan hasil dari upaya bersurat dari Sekjen PBB Antonio Guterres.

Bila Israel menjadikan serangan Hamas 7 Oktober lalu sebagai legitimasi pembantaian di Gaza, Guterres tidak bisa menerima argumentasi semacam itu. Maka Guterres bersurat ke Presiden DK PBB agar segera ada resolusi gencatan senjata.

Dilansir The Associated Press (AP), Sabtu (9/11/2023), rapat DK PBB yang menghasilkan resolusi digelar pada Jumat (8/11) waktu setempat.

DK PBB menilai jeda kemanusiaan adalah hal yang sangat perlu bagi Gaza agar korban sipil dan kehancuran tidak terus bertambah.

Baca Juga  Yamaha Fazzio: Performa dan Efisiensi Terbaik dalam Kelas Skuter 2024

Voting dilakukan untuk menghasilkan resolusi. Dari 15 anggota DK PBB, sebanyak 13 anggota setuju resolusi untuk gencatan senjata di Gaza, 1 negara yakni Inggris abstain, 1 negara yakni AS menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi itu. Mentah sudah hasil rapat itu.

Dalam rapat, sekutu AS, yakni Jepang dan Prancis, ternyata menyetujui resolusi DK PBB untuk gencatan senjata di Gaza. Melawan sikap AS, pihak kementerian luar negeri dari Mesir, Yordania, Otoritas Palestina, Qatar, Arab Saudi, dan Turki sudah di Washington DC untuk bertemu Menlu AS Antony Blinken.