Masjid Agung Omari Gaza Hancur Akibat Serangan Israel, Menara Menjadi Saksi Bisu
rakyatnesia.com – Masjid Agung Omari, yang merupakan masjid tertua dan terbesar di Jalur Gaza, Palestina, mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel.
Saat ini, yang tersisa hanyalah menara, sementara dinding dan atap masjid roboh, dengan retakan besar terlihat di bagian bawah menara.
Sejumlah foto yang dibagikan oleh media yang dikelola oleh Hamas memperlihatkan kehancuran yang dialami oleh masjid bersejarah ini.
Menara masjid yang terletak di Kota Tua Gaza City kini menjadi satu-satunya bangunan masjid yang masih utuh, namun tetap rentan roboh setiap saat.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan yang menargetkan dan menghancurkan situs arkeologi.
Mereka mendesak dunia dan UNESCO untuk segera mengambil tindakan guna melestarikan warisan peradaban dan budaya yang besar ini.
Masjid Agung Omari merupakan situs suci umat Kristen atau Islam setidaknya sejak abad kelima, dan dinamai dari nama khalifah kedua Islam, Omar bin Khattab.
Pada Jumat (8/12), penduduk Gaza ramai-ramai menyuarakan kemarahan dan kesedihan mereka atas hancurnya Masjid Agung Omari.
Ahmed Nemer (45), seorang penjahit yang tinggal di jalan sebelah Masjid Omari, mengaku tak bisa berkata-kata setelah melihat foto-foto bangunan yang rusak di kawasan kediamannya itu.
“Saya telah berdoa di sana dan bermain-main sepanjang masa kecil saya,” katanya, sambil menuduh Israel sedang mencoba menghapus memori mereka, seperti dikutip Reuters.
Sejak agresi diluncurkan 7 Oktober lalu, diperkirakan 104 masjid telah hancur imbas gempuran Israel.
Beberapa masjid yang hancur di antaranya masjid kuno Othman Bin Qashqar di Kota Tua Gaza, yang dibangun pada 620AH di lingkungan Al-Zaytoun, sebelah timur Gaza City.
Masjid ini dianggap sebagai salah satu masjid tertua dan situs arkeologi di Jalur Gaza.
Masjid Sayyed Al-Hashim, yang dianggap salah satu masjid terpenting di Kota Tua Gaza juga hancur. Masjid ini sejak lama dipandang sebagai tempat makam kakek Nabi Muhammad, Hashim Bin Abd Manaf, demikian dikutip dari Middle East Monitor.