Krisis Gaza Memunculkan Keprihatinan: Dewan Keamanan PBB Gelar Rapat Mendadak
rakyatnesia.com – Rapat darurat Dewan Keamanan (DK) PBB dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 8 Desember 2023, guna menggelar pemungutan suara terkait gencatan senjata di Gaza.
Kehadiran semua negara anggota diantisipasi dalam rapat yang dipicu oleh tindakan mendadak Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, yang mengeluarkan Artikel 99.
Melansir informasi dari The Guardian dan Al-Jazeera, pemanggilan rapat ini menjadi sorotan menyusul aktivasi Pasal 99 oleh Guterres, yang dianggap sebagai tanda “panik” terkait keamanan global. Tindakan tersebut terungkap dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden DK PBB, Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez.
Guterres secara tegas menyampaikan kecemasannya terkait situasi di Gaza, di mana tindakan Israel disebut telah membahayakan warga sipil dan menciptakan ancaman serius terhadap keamanan.
“Saya menulis berdasarkan Pasal 99 Piagam PBB untuk meminta perhatian DK mengenai suatu masalah yang, menurut pendapat saya, dapat memperburuk ancaman ke pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,” tulisnya dalam surat yang diunggah di akun media sosial Istagram resmi PBB @unitednations.
“Sudah lebih dari delapan minggu pertempuran di Gaza dan Israel telah menciptakan penderitaan kemanusiaan yang mengerikan, kehancuran fisik dan trauma kolektif …,” tambahnya.
Menurutnya, sejak Israel melakukan operasi militer, sudah lebih dari 15.000 orang terbunuh, di mana lebih dari 40% adalah anak-anak. Ratusan ribu lainnya terluka dengan lebih dari separuh rumah telah hancur.
Sekitar 80% dari 2,2 juta penduduk juga telah terpaksa mengungsi ke wilayah yang semakin kecil. Lebih dari 1,1 juta orang mencari perlindungan di fasilitas UNRWA di seluruh Gaza, sehingga menciptakan kondisi yang penuh sesak, tidak bermartabat, dan tidak higienis.
“Yang lainnya tidak punya tempat untuk berlindung dan mendapati diri mereka berada di jalanan. Sisa-sisa perang yang bersifat eksplosif membuat wilayah tersebut tidak dapat dihuni. Tidak ada perlindungan efektif terhadap warga sipil,” jelasnya.
Rumah sakit pun, tambahnya, telah berubah menjadi medan pertempuran, di mana hanya 14 yang berfungsi dari 36 fasilitas yang berfungsi sebagian. Dua rumah sakit besar di Gaza selatan beroperasi dengan kapasitas tiga kali lipat dari kapasitas ideal dan kekurangan bahan bakar.
“Mereka juga melindungi ribuan pengungsi,” tegasnya.
“Dalam kondisi seperti ini, akan lebih banyak orang meninggal tanpa pengobatan dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” kata Guterres.
Ia pun memperkirakan di tengah pemboman yang terus-menerus oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, ketertiban umum akan segera rusak. Bahkan, ancamnya, bantuan kemanusiaan yang terbatas sekalipun tidak mungkin dilakukan.
“Tak ada tempat yang aman di Gaza,” tegasnya.
Sementara itu, hasil pemungutan suara tersebut masih belum jelas. Diketahui empat rancangan awal yang diajukan sejak perang pecah ditolak oleh DK.
Amerika Serikat (AS), sekutu paling kuat Israel, adalah yang memveto salah satu rancangan resolusi sebelumnya. Paman Sam menolak gagasan gencatan senjata, mengatakan bahwa resolusi baru dari DK PBB pada tahap ini tidak akan “berguna”.