Ketua FKKDB Bantah Issu, Jika Dirinya Berseberangan Dengan Kang Yoto

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Forum Komunikasi Kepala Desa Se-Kabupaten Bojonegoro (FKKDB) telah terbentuk sejak 28 Oktober 2017 yang lalu. Pembentukan forum komunikasi kepala desa (kades) tersebut, digelar di Hotel Arra Amandaru, Cepu, Kabupaten Blora, Jateng, dengan dihadiri 75 kades yang mewakili 28 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro ini.

Dalam pertemuan itu, Kades Kasiman H. Rochmad Ghozali Dwianto,SE, dipercaya untuk menahkodai organisasi perkumpulan para kades Se-Kabupaten Bojonegoro itu. Guna menjalankan roda organisasi FKKDB Bojonegoro, juga telah disusun kepengurusan hingga disiapkan juga sekretariat yang akan menjadi tempat berkumpulnya para kades di Bumi Angling Dharma itu.

FKKDB berkantor di Desa Sambiroto, tepatnya depan Balai desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur. Sekretariat berlantai 2 yang dilengkapi juga dengan ruang pertemuan itu, mulai ditempati sejak Rabu (6/12/2017) lalu.

Ketua FKKDB H. Rochmad Ghozali Dwianto,SE, yang didapuk menjadi perekat para kades Se-Kabupaten Bojonegoro itu, diterpa issu yang tak sedap. Dimana, yang bersangkutan dianggap berseberangan dengan Bupati Bojonegoro Suyoto pasca ujian perangkat desa serentak Se-Kabupaten Bojonegoro yang digelar 26 Oktober 2017 lalu.

“Saya ini masih aktif sebagai Kepala desa Kasiman, Kecamatan Kasiman. Saya dilantik dan dapat SK dari Bupati, mana berani saya berseberangan Kang Yoto (Bupati), apa nggak kuwalat saya. Itu hanya issu dan nggak benar,” tegas Ketua FKKDB H. Rochmad Ghozali Dwianto, saat ditemui di sekretariat FKKDB, Rabu (6/12/2017).

Masih menurut H. Rochmad Ghozali Dwianto,SE, kenyataan yang ada malah sebaliknya. Justru FKKDB malah membantu bupati dan Pemkab Bojonegoro, Sebab, dengan berkumpulnya kepala desa maka akan memudahkan berkomunikasi.

“Contohnya, saat ada kades yang minta saran tentang perangkat desa hasil ujian serentak perlu dilantik apa tidak, maka kita sampaikan kepada mereka agar melantiknya. Jika ada kendala, maka hal itu bisa di diskusikan di forum tersebut untuk dicarikan solusinya,” ungkap pria yang juga Ketua Parade Nusantara itu serius.

Ditambahkannya, yang perlu dicatat bahw lahirnya FKKDB itu berawal ari keinginan para kades sendiri karena mereka tak memiliki saluran untuk menyampaikan aspirasinya sebab organisasi kepala desa yang ada sudah tak nyaman lagi untuk dinaungi. Dimana, tujuan dibentuknya organisasi tersebut adalah untuk mempererat tali silaturahmi sesama kepala desa Se-Kabupaten Bojonegoro dan juga untuk mengangkat harkat martabat para kepala desa itu sendiri.

“Kehadiran FKKDB adalah sebagai jawaban atas vakumnya organisasi kades yang ada sehingga dengan FKKDB ini, para kades di Bojonegoro memiliki tempat bernaung untuk berkumpul, bersilaturahmi dan berdiskusi untuk kemajuan Bojonegoro agar ke depan agar lebih baik lagi, Bukankah, kades juga bagian penting dari rakyat Bojonegoro,” katanya dengan nada tanya.

Di akhir bincang-bincangnya H. Rochmad Ghozali Dwianto,SE menegaskan, pengurus FKKDB merupakan perwakilan kades dari 28 Kecamatan yang ada di Bojonegoro. Anggotanya, semua kepala desa Se-Kabupaten Bojonegoro.

“Jika masih kurang yakin dengan jawaban saya ini, silahkan ditanyakan kepada pengurus yang mengikuti proses lahirnya FKKDB ini. Jawabanya mereka pasti sama dengan yang saya sampaikan ini,” pungkasnya. **(Kis/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar