Hewan invertebrata berbuku-buku (arthropoda), kakinya berjumlah delapan dan memiliki kemampuan untuk membuat jaring. Ia termasuk hewan karnivora (pemakan daging), namun ia tidak dapat melompat maupun terbang. Sehingga ia harus memiliki kemampuan khusus untuk menangkap mangsanya. Hewan apakah itu?
Benar, laba-laba. Menyebut nama hewan yang satu ini membuat kita ingat ayat Al-Qur’an yang bunyinya seperti ini:
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahuinya.”
Ya, surat Al-‘Ankabut ayat 41. Al ‘ankabut itu bentuk mufrad dari ‘anakib yang artinya laba-laba.
Coba perhatikan rumah laba-laba, ia kalau panas, kepanasan. Kalau kena hujan jadi lebih “bocor-bocor”. Susunannya juga mudah hancur kalau disentuh sedikit. Makanya ada laba-laba yang parasit yang nebeng di rumah kita.
Filosofi hidupnya itu cenderung egois. Berbuat untuk kepentingan dan kesenangan dirinya sendiri. Ia membuat jaring untuk perdaya lawan, tak peduli nasib hewan lain. Oportunis, oleh sebab itu ia bernama laba-laba bukan rugi-rugi.
Ini khusus tentang ayat 41, jadi pembahasan tak melebar ke filosofi laba-laba lain.
Orang yang berkarakter seperti laba-laba ada banyak kita temui di sekitar. Yang mengaku Islam tapi menjatuhkan Islam. Yang mengaku Islam tapi ngeblock media Islam. Orang seperti ini orang yang “…mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah”
Mungkin ada yang menyebut “spiderman”, mungkin ada yang menyebut “ka al-ankabut” (bahasa arab yang artinya “seperti laba-laba”)
Ya, orang yang mencari pertahanan dan pelindung selain dari Allah itu orang yang ka al-ankabut, yang kini kita mengenalnya dengan bahasa sehari-hari “Kalang Kabut”.
Wallahua’lam.
Twitter: @paramuda