rakyatnesia.com – Perbatasan antara Lebanon dan Israel menjadi pusat ketegangan setelah serangan yang dilakukan oleh Israel menewaskan dua anggota kelompok Hizbullah dan satu warga sipil pada Jumat (1/12) waktu setempat. Serangan ini terjadi setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza berakhir.
AFP melaporkan bahwa Hizbullah telah mengonfirmasi bahwa dua anggotanya yang tewas dalam serangan tersebut adalah Mohammed Mazraani dan Wajih Mshek. Sumber dari Hizbullah menyatakan bahwa Mazraani tewas di rumahnya bersama ibunya, Nasifa, namun membantah bahwa ia terlibat dalam pertempuran sebelum kematiannya.
Insiden ini menyebabkan ketegangan meningkat di perbatasan antara Lebanon dan Israel, terjadi hanya beberapa jam setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza berakhir.
Hizbullah mengatakan para anggotanya menargetkan “sekelompok tentara musuh di sekitar posisi Jal al-Allam”, yakni sebuah pos Israel di seberang perbatasan dekat kota Naqura, Lebanon.
Kelompok yang didukung Iran itu menganggap posisi Jal al-Allam sebagai target utama karena peralatan pengawasan Israel ditempatkan di sana.
Sementara itu, Israel sebelumnya mengaku menyerang “jaringa teroris” dan mencegat dua peluncuran roket dari Lebanon.
Gencatan senjata Israel-Hamas sebelumnya berlangsung selama 7 hari sejak Jumat (24/11) lalu. Selama jeda pertempuran itu, Hizbullah menegaskan akan mematuhi gencatan senjata jika Israel juga mematuhinya.
Serangan Hizbullah ke Israel diklaim sebagai bentuk dukungan bagi kelompok Hamas, yang melancarkan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu yang dibalas dengan agresi Israel di Palestina.
Hingga saat ini, pihak mediator seperti Qatar dan Mesir masih terus mengupayakan perpanjangan gencatan senjata dengan melakukan negosiasi bersama pihak-pihak terkait.