rakyatnesia.com – Fikri Rofiul Haq, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Jalur Gaza, Palestina, memberikan insight tentang kondisi di wilayah tersebut selama hampir seminggu gencatan senjata dengan Israel berlangsung.
Menurutnya, tidak ada lagi serangan dari pasukan militer Israel di Gaza, terutama di wilayah selatan tempat tinggalnya. Ini merupakan perubahan signifikan dari kondisi sebelumnya. Selain itu, tidak ada laporan penangkapan warga yang terjadi selama periode gencatan senjata.
Fikri memilih untuk tetap tinggal di Gaza bersama Reza Aldilla Kurniawan, rekan relawan WNI lainnya, setelah dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya yang hancur akibat serangan dan serbuan Israel.
“Seperti sekolah-sekolah pengungsi lainnya, tidak ada penangkapan karena tentara mereka banyak ditarik mundur dalam gencatan senjata ini. Serangan juga tidak terdengar,” ujar Fikri pada Kamis (30/11).
Fikri berujar yang terjadi saat ini di Gaza ialah pembebasan tawanan Hamas. Namun demikian, ia tidak mengetahui pasti soal pembebasan tersebut lantaran hal itu terjadi kota Khan Younis.
“Pembebasan tawanan Hamas baru terjadi di Jalur Gaza. Sampai saat ini aku juga masih mencari lokasinya. Soalnya, aku lihat di Al Jazeera [pembebasan] di kota Khan Younis, sedangkan aku ada di sini [di sekolah dekat rumah sakit Eropa],” ucap dia.
Sejak Israel dan kelompok Hamas melakukan gencatan senjata pada 24 November, kedua pihak memang sepakat untuk tidak saling serang dan menangkap warga sipil.
Israel dan Hamas juga sepakat untuk membebaskan ratusan sandera atau tahanan dari masing-masing pihak sebagai bagian dari kesepakatan jeda pertempuran.
Hamas sejauh ini telah membebaskan 97 sandera, yang terdiri dari perempuan dan anak-anak warga Israel maupun warga negara asing. Sementara, Israel telah melepaskan total 210 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara negara itu.
Namun, di tengah gencatan senjata di Gaza ini, pasukan Negeri Zionis nyatanya masih tetap menyerang Palestina dan menewaskan sejumlah orang, termasuk dua anak usia 8 tahun dan 15 tahun. Keduanya tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat.
Israel memang ‘mengalihkan’ serangan mereka ke Tepi Barat selama gencatan senjata dengan Hamas berlangsung.
Pada Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menegaskan bakal melanjutkan peperangan di Jalur Gaza jika gencatan senjata dengan Hamas berakhir.
“Selama beberapa hari terakhir saya telah mendengar pertanyaan ‘akan kah Israel kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera?’ Jadi jawaban saya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11).
“Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah Israel mendukungnya, tentara Israel mendukungnya, rakyat pun mendukungnya. Itu lah yang akan kami lakukan,” paparnya menambahkan.
Hingga kini, agresi Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan.