Israel dan Hamas Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata di Jalur Gaza

rakyatnesia.com – Israel dan kelompok Hamas Palestina telah setuju untuk memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza selama dua hari tambahan, dimulai dari Selasa (28/11) dini hari waktu Gaza.

Keputusan perpanjangan gencatan senjata ini dilakukan dengan tujuan membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan dari kedua pihak, yaitu Gaza dan Israel.

Ghazi Hamid, pemimpin Hamas, menyatakan bahwa kesepakatan perpanjangan ini sudah tertulis dalam sebuah perjanjian. Perpanjangan gencatan senjata disetujui karena kedua belah pihak sepakat untuk membebaskan lebih banyak tahanan dan sandera dari masing-masing pihak.

Menanggapi hal ini, Hamid menyampaikan kepada Al Jazeera, “Kemungkinan perpanjangan gencatan senjata sudah tertulis dalam perjanjian. Jika Hamas membebaskan lebih banyak sandera, maka akan ada lebih banyak kesepakatan gencatan senjata.”

Hamid berharap gencatan senjata ini bisa terus diperpanjang hingga perang berakhir.

Dia juga menyebut harapan itu mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Qatar, Mesir, dan sejumlah negara Barat.

“Kami ingin mengakhiri perang. Kami sedang gencatan senjata sementara, tapi kami mencoba memperpanjang,” ujar dia.

Sementara itu, Israel belum memberikan komentar resmi soal perpanjangan gencatan senjata.

Namun sebelum resmi diperpanjang, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi sinyal persetujuan atas rencana ini.

Di kesempatan terpisah, Israel juga menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan seluruh sandera. meski mereka juga berambisi memusnahkan hamas.

“Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan Gaza tak seperti semula, dan tentu saja pembebasan semua sandera kami,” ujar Netanyahu.

Pengumuman perpanjangan gencatan senjata ini muncul dari mediator Israel-Hamas yakni Qatar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan kedua pihak sepakat menambah hari untuk jeda kemanusiaan.

“Pemerintah Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari proses mediasi yang berlangsung, kesepakatan telah tercapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” ungkap Al Anshari.

Gencatan senjata pertama Israel dan Hamas berlangsung pada 24-27 November.

Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga pertukaran tahanan.

Menyoal pertukaran tahanan, Hamas sepakat membebaskan 50 sandera Israel, dan pemerintahan Zionis sepakat melepas 150 tahanan Palestina.

Selama gencatan senjata fase pertama, Hamas melepas 39 warga Israel dan ditukar 117 tahanan Palestina.

Sebagai bagian dari negosiasi Qatar, Hamas juga membebaskan sandera warga asing yakni 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang kewarganegaraan ganda Rusia-Israel.

Exit mobile version