Kapal Kontainer Miliarder Israel Diserang oleh Drone Tempur Iran di Samudra Hindia
suroboyo.id – Sebuah kapal kontainer yang dimiliki oleh seorang miliarder Israel diduga diserang oleh drone tempur milik Iran di Samudra Hindia. Serangan drone ini terjadi dalam konteks ketegangan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Gencatan senjata selama empat hari tengah berlangsung di daerah Palestina sejak Jumat (24/11/2023) waktu setempat.
Menurut laporan dari Al Jazeera dan Al Arabiya pada Sabtu (25/11/2023), informasi mengenai serangan drone terhadap kapal kontainer milik miliarder Israel ini diberikan oleh seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS). Namun, pejabat tersebut tidak mau disebutkan namanya ketika berbicara kepada media ternama Associated Press.
Kapal kontainer yang berbendera Malta, dengan nama CMA CGM Symi, diduga menjadi target serangan drone jenis Shahed-136 yang membawa muatan bom di area Samudra Hindia pada Jumat (24/11/2023) waktu setempat.
Menurut pejabat pertahanan AS ini, drone itu meledak hingga memicu kerusakan pada kapal, namun tidak melukai satupun awaknya. “Kami terus memantau situasi dengan cermat,” ucap pejabat pertahanan AS tersebut.
Pejabat ini menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengapa militer AS meyakini Iran sebagai dalang atas serangan tersebut.
Al Mayadeen, saluran satelit pan-Arab yang secara politik bersekutu dengan kelompok Hizbullah, yang didukung Iran di Lebanon, melaporkan bahwa sebuah kapal Israel menjadi target serangan di Samudra Hindia. Saluran itu mengutip sumber anonim untuk laporannya, yang kemudian dilaporkan oleh media lokal Iran.
CMA CGM merupakan perusahaan pengirim barang kaliber besar yang berkantor di Marseille, Prancis. Perusahaan itu belum memberikan komentar atas laporan Associated Press ini.
Sementara Symi merupakan perusahaan berbasis di Singapura yang dimiliki oleh Eastern Pacific Shipping, sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh seorang miliarder Israel bernama Idan Ofer. Pihak Eastern Pacific Shipping juga belum memberikan komentarnya atas laporan tersebut.
Namun demikian, menurut laporan Associated Press, para awak kapal kontainer itu bertindak seolah-olah kapal mereka sedang menghadapi ancaman.
Menurut data dari MarineTraffic.com yang dianalisis oleh Associated Press, pelacak Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) pada kapal kontainer itu dimatikan sejak Selasa (21/11/2023) waktu setempat ketika kapal meninggalkan pelabuhan Jebel Ali di Dubai, Uni Emirat Arab.
Kapal seharusnya tetap mengaktifkan AIS demi alasan keamanan. Namun awak bisa mematikannya jika mereka menduga kapal menjadi target serangan.
Praktik serupa telah dilakukan sebelumnya oleh kapal-kapal yang berlayar melintasi Laut Merah via Yaman, yang kini dikuasai pemberontak Houthi yang didukung Iran.
“Serangan itu kemungkinan besar terarah, karena kapal itu berafiliasi dengan Israel melalui Eastern Pacific Shipping. Transmisi AIS pada kapal dimatikan beberapa hari sebelum kejadian, yang menunjukkan bahwa hal ini saja tidak bisa mencegah serangan,” sebut perusahaan intelijen swasta Ambrey dalam analisisnya kepada Associated Press.
Belum ada tanggapan resmi dari Israel dan belum ada komentar dari Iran atas laporan ini.
Diketahui bahwa Teheran dan Tel Aviv terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun di kawasan Timur Tengah yang lebih luas, dengan sejumlah serangan drone menargetkan kapal-kapal terkait Israel yang berlayar di perairan tersebut beberapa waktu terakhir.
Saat perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, kelompok Houthi yang didukung Iran mengklaim telah menyita sebuah kapal pengangkut kendaraan di Laut Merah, dekat lepas pantai Yaman. Milisi pro-Iran juga menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah selama perang berlangsung.