Sekelompok atau golongan yang berasal dari bangsa-bangsa barat yang berkonsentrasi dalam mempelajari kajian ketimuran, wa bilkhusus dalam hal keilmuan, peradaban dan agama, terutama pada Negara Arab, India dan Cina, inilah yang disebut dengan istilah orientalis.
Sederhananya, kata orientalis dapat juga punya arti “seorang yang melakukan kajian tentang masalah ketimuran, mulai dari sastra, sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi hingga agama dengan memakai paradigma konklusi yang distortif tentang objek kajian yang dimaksud.
Lalu, apa tujuan orientalis?
Yang pasti, tujuan pokok orientalisme ialah sebagai berikut:
1. Membuat kaum muslim keluar dari agamanya sendiri alias murtad, caranya dengan memutus dan memecah belah persatuan umat kepada golongan yang saling membenci satu dengan yang lain.
2. Membuat ruhiyah umat islam jadi loyo dan membuat perasaan selalu kekurangan dalam jiwanya, kemudian membawa mereka kepada sikap pasrah dan tunduk kepada kehendak serta arahan Barat.
3. Mendistorsi ajaran islam. Caranya menutup-nutupi kebenaran ajarannya, agar masyarakat awam menganggap bahwa islam sudah tak relevan dengan kekinian. Oleh sebab itu sudah tak layak untuk dijadikan pedoman hidup kaum muslim.
Yang paling berbahaya itu yang selalu dipropaganda dan dikumandangkan oleh para orientalis dan missionaris. Padahal sejarah mengatakan bahwa bagaimana perlakuan baik yang ditunjukkan kaum muslim terhadap non muslim pasca perang Salib sekembalinya para tentara Salib ke Eropa.
4. Memberi dukungan segala bentuk penjajahan terhadap negara-negara islam. Juga melaksanakan segala bentuk perlawanan terhadap islam.
5. Menjauhkan muslim dari akar-akar kebudayaan islam mereka yang kuat. Caranya memutarbalikkan pokok-pokok ajarannya dan mencabutnya dari sumbernya yang asli. Juga menghancurkan nilai-nilai dasarnya untuk menghancurkan keberlangsungan individu, masyarakat, jiwa dan akal pikiran muslim. [Paramuda/ BersamaDakwah]