BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Guna memperingati dan memeriahkan Hari Uang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa timur Ke-74, dirangkai dengan peringati Hari Jadi Bojonegoro yang Ke-342, digelar Kesenian Wayang Kulit, yang mengambil tempat di halaman Bakorwil Bojonegoro, Jawa timur, Jum’at (22/11/2019).
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang memberikan hiburan segar bagi warga Bojonegoro itu, menampilkan dalang Ki Rudi Gareng dari Blitar, Jawa timur. Lakon yang dipilih dalam pementasan wayang tersebut adalah “Mbangun Candi Sapto Argo”.
Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah dalam kata sambutanya menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit ini sebagai wujud nguri-uri budaya kita untuk tetap melestarikan budaya Jawa.
“Kita harus bangga, karena wayang kulit ini adalah produk seni budaya asli Indonesia yang sudah tercatat dan diakui oleh UNESCO salah satu badan PBB dibidang pendidikan, kelimuan, dan kebudayaan,” ungkap wanita yang menjadi Bupati Pertama di Bumi Angling Dharma ini, Jum’at (22/11/2019) malam.
Mash menurut Bu Anna – demikian, Bupati Bojonegoro DR Hj Ann Mu’awanah, akrab disapa – bahwa dengan menonton dan meresapi cerita pewayangan, diharapkan masyarakat Bojonegoro akan semakin cinta dengan wayang ini.
“Di dalam cerita wayang, banyak nilai-nilai luhur, pitutur, yang bisa dipetik dalam sendi-sendi kehidupan di dunia nyata seperti sekarang ini. “Merah dan hijaunya (abang ijone, Jawa red) dunia ini sebenarnya ada di dalam cerita pewayangan tersebut,” tutur Bu Anna.
Sementara itu, Kepala Bakorwil Bojonegoro Abimanyu Ponco Atmojo Iswinarno saat memberikan sambutan menyampaikan, bahwasanya pagelaran wayang ini bagian dari sembilan program unggulan Gubernur Jatim.
“Sembilan Program Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah adalah “Nawa Bhakti Satya” yakni, Jatim Harmoni, yang berarti harmoni sosial, harmoni pengulangan dan pelestarian kebudayaan yang diwujudkan dalam pagelaran wayang yang saat ini digelar di Bojonegoro ini,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Abimanyu itu.
Ditambahkan, bahwa secara ringkas cerita wayang dalam lakon “Mbangun Candi Sapto Argo” ini adalah membangun mental manusia, dimana terjadi peperangan antara Pandawa dan Kurawa, sehingga Pandawa diungsikan, disaat diungsikan, Arjuna meminta petuah kepada Semar, dan Semar memberikan petuah bijak yaitu “Perbaikilah manusianya, memperbaiki (dandani, Jawa red) mental manusianya”.
“Sehingga lakon Mbangunandi Sapto Argo kali in, sangat relevan sekali dengan gerakan Nasional “Revolusi Mental,” tegas pria yang pernah menjabat Pj Sekda Bojonegoro itu.
Tampak hadir, Sekda Bojonegoro Hj Nurul Azizah, Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jatim, Forkopimda, Kepala OPD, etua FKUB Bojonegoro, serta undangan lainnya.
**(Kis/Red).