Putin Bersama Pemimpin BRICS Bahas Krisis Gaza Dalam Pertemuan Virtual
rakyatnesia.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, dijadwalkan akan berpartisipasi dalam pertemuan virtual negara-negara anggota BRICS pekan ini. Pertemuan ini diharapkan membahas krisis di Jalur Gaza yang dipicu oleh konflik antara Israel dan Hamas.
Keenam negara anggota BRICS, yaitu Brasil, India, China, Rusia, dan Afrika Selatan, diharapkan memberikan tanggapan bersama terhadap perang yang telah berlangsung selama enam pekan di wilayah tersebut.
Dilansir oleh AFP dan Al Arabiya pada Selasa (21/11/2023), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa suara dari negara-negara anggota BRICS memiliki dampak yang signifikan di tingkat global.
Pertemuan puncak virtual ini, yang dipimpin oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Selasa (21/11) waktu setempat, diharapkan dapat menghasilkan tanggapan bersama terhadap krisis di Jalur Gaza.
Pernyataan resmi dari Kremlin menyebutkan, “Pada 21 November, Presiden Rusia Vladimir Putin akan berpartisipasi dalam pertemuan puncak BRICS yang digelar secara luas biasa (melalui video conference) untuk membahas konflik Palestina-Israel,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Enam kepala negara lainnya yang pada awal tahun ini diundang untuk bergabung dengan BRICS, juga akan menghadiri pertemuan virtual itu. Enam negara yang dimaksud adalah Arab Saudi, Iran, Mesir, Ethiopia, Argentina dan Uni Emirat Arab.
Disebutkan juga oleh kantor kepresidenan Afrika Selatan bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga akan berpartisipasi dalam pertemuan virtual tersebut.
Rusia secara historis menjaga hubungan dekat dengan Israel dan Palestina. Putin telah mengatakan bahwa Moskow bisa memainkan peran mediator dalam konflik yang terus berlangsung.
Saat perang berkecamuk di Jalur Gaza, Putin mengkritik negara-negara Barat yang dituduhnya telah memicu ketegangan di kawasan tersebut dan mengkritik Israel atas tindakan negara Yahudi itu terhadap Jalur Gaza.
Pertemuan negara-negara anggota BRICS ini digelar beberapa hari setelah para pemimpin negara anggota APEC, termasuk Amerika Serikat (AS) dan China, gagal menyepakati tanggapan bersama atas perang yang terjadi Israel dan Hamas.